Kapolres Kupang AKBP Anak Agung Gde Anom Wirata, yang dikonfirmasi mengungkapkan rekonstruksi ini ada 17 adegan yang diperagakan. Rekonstruksi kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Polisi di Bokong Kupang, yang melibatkan Set Taimenas dalam memperagakan 17 adegan pembunuhan tersebut merupakan langkah yang sangat penting dalam proses penyelidikan. Dengan melakukan rekonstruksi, polisi dapat memperoleh bukti-bukti yang lebih jelas dan mendekati kejadian sebenarnya. Hal ini juga dapat membantu polisi dalam memastikan kronologi kejadian serta motif pelaku dalam melakukan tindakan kejahatan tersebut. Selain itu, rekonstruksi kasus pembunuhan ini juga bisa menjadi ajang untuk mengungkap kebenaran kepada masyarakat. Dengan melakukan peragakan adegan pembunuhan secara detail, polisi dapat memberikan gambaran yang jelas kepada publik mengenai bagaimana kejahatan tersebut terjadi. Hal ini dapat memberikan keadilan bagi korban dan keluarga korban, serta membuat pelaku bertanggung jawab atas perbuatannya. Namun, di sisi lain, rekonstruksi kasus pembunuhan juga bisa menimbulkan trauma bagi pihak-pihak yang terlibat, termasuk keluarga korban. Proses rekonstruksi yang mengharuskan berbagai adegan kejahatan dipertontonkan kembali bisa memicu emosi dan memori yang menyakitkan bagi keluarga korban. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan yang sensitif dan profesional dalam pelaksanaan rekonstruksi kasus pembunuhan. Secara keseluruhan, rekonstruksi kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Polisi di Bokong Kupang, yang melibatkan Set Taimenas dalam memperagakan 17 adegan pembunuhan tersebut merupakan langkah yang positif dalam upaya penyelidikan dan penegakan hukum. Namun, perlu diingat bahwa dalam proses ini juga perlu memperhatikan aspek kemanusiaan dan sensitivitas terhadap korban dan keluarganya. Semoga dengan adanya rekonstruksi ini, kasus pembunuhan tersebut dapat segera terungkap dan pelaku dapat diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.