Pabrik itu sudah enam bulan beroperasi. Kepada warga sekitar, tersangka mengaku memproduksi kopi. Saya merasa sangat prihatin dan khawatir mendengar berita mengenai adanya pabrik ekstasi dan pil koplo di Surabaya yang dilakukan oleh pelaku sindikat lapas. Hal ini menunjukkan betapa maraknya perdagangan narkoba di Indonesia, bahkan sudah sampai ke level produksi di dalam negeri. Tindakan tersebut sangat merugikan masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah yang rentan menjadi korban penyalahgunaan narkoba. Pelaku sindikat lapas yang terlibat dalam kasus ini juga sangat disayangkan, karena seharusnya mereka yang seharusnya bertanggung jawab dalam memberikan efek jera kepada para narapidana malah ikut terlibat dalam kegiatan ilegal. Ini menjadi contoh yang sangat buruk dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum. Tindakan ini juga dapat mencoreng citra Surabaya sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia. Sebagai kota yang dikenal sebagai pusat perdagangan dan industri, keberadaan pabrik ekstasi dan pil koplo dapat merusak reputasi kota tersebut. Selain itu, dampak negatif dari penyalahgunaan narkoba bagi kesehatan dan moral masyarakat juga harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Penting bagi pemerintah dan aparat penegak hukum untuk meningkatkan pengawasan dan penindakan terhadap sindikat narkoba, termasuk melibatkan berbagai pihak seperti BNN, Polri, dan Kejaksaan. Langkah preventif juga perlu ditingkatkan, seperti penyuluhan dan edukasi mengenai bahaya narkoba kepada masyarakat. Saya berharap agar kasus ini dapat diungkap dengan baik dan para pelaku bisa diadili sesuai dengan hukum yang berlaku. Selain itu, perlu ada langkah konkret untuk mencegah terjadinya kasus serupa di masa depan. Kita sebagai masyarakat juga perlu lebih waspada dan proaktif dalam melawan bahaya narkoba, serta selalu membantu pihak berwajib dalam memberantas peredaran narkoba di lingkungan sekitar kita.