Ketua Bawaslu Boltim, Mutahir Mamonto, mengatakan 23 calon anggota Panwascam yang ikut tes wawancara adalah yang lolos dari seleksi ujian tertulis. Saya berpendapat bahwa berita tersebut menunjukkan proses seleksi yang ketat dan transparan dalam pemilihan calon Panwascam di Boltim, Sulawesi Utara. Tes wawancara adalah salah satu bentuk uji kompetensi yang penting dalam menentukan siapa yang layak untuk menduduki posisi tersebut. Dengan adanya proses seleksi yang ketat seperti ini, diharapkan calon Panwascam yang terpilih nantinya benar-benar memiliki kapasitas dan integritas yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya dengan baik. Selain itu, adanya persaingan di dalam tes wawancara tersebut menunjukkan bahwa para calon Panwascam benar-benar serius dan kompetitif dalam memperebutkan posisi tersebut. Hal ini bisa dianggap sebagai langkah awal yang baik untuk memastikan bahwa hanya orang-orang terbaik yang menduduki jabatan tersebut dan mampu menjalankan tugasnya dengan profesional. Proses seleksi yang transparan juga bisa meminimalisir adanya praktek nepotisme atau korupsi dalam penentuan calon Panwascam. Dengan mengedepankan proses seleksi yang objektif dan adil, diharapkan calon Panwascam yang terpilih benar-benar dipilih berdasarkan kapasitas dan kualifikasi yang dimiliki, bukan karena hubungan personal atau alasan lain yang tidak relevan. Namun, tentu saja proses seleksi ini juga harus dilakukan dengan penuh integritas dan tidak ada campur tangan dari pihak-pihak yang berpotensi mempengaruhi hasil seleksi. Keterbukaan dan akuntabilitas dalam proses tersebut juga harus dijaga agar tidak menimbulkan keraguan atau ketidakpercayaan dari masyarakat terhadap integritas dari calon Panwascam yang terpilih. Di akhir, semoga calon Panwascam yang terpilih melalui proses seleksi tersebut benar-benar memiliki komitmen yang tinggi untuk menjalankan tugasnya dengan baik dan memberikan kontribusi positif bagi pelaksanaan Pemilu yang bersih dan jujur di daerah tersebut.