Seismogram Pos Pantau Gunungapi Semeru mencatat adanya erupsi berdurasi 4 menit dengan amplitudo maksimum 44 mm. Saya merasa lega ketika membaca berita tersebut bahwa meskipun Gunung Semeru kembali erupsi, namun tidak ada dampak yang signifikan yang menyebabkan kerugian bagi masyarakat sekitar. Hal ini menunjukkan bahwa pihak terkait, seperti BPBD Kabupaten Lumajang, telah melakukan langkah-langkah preventif yang efektif untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak dari erupsi gunung berapi. Kehadiran BPBD Kabupaten Lumajang yang responsif dalam menanggapi kondisi alam seperti erupsi gunung Semeru menjadi salah satu contoh yang baik dalam upaya mitigasi bencana alam. Kesiapan dan kerjasama antara pemerintah, aparat terkait, dan masyarakat sangat penting dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan seluruh warga. Namun demikian, kita tidak boleh lengah dan tetap harus waspada terhadap potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh erupsi gunung Semeru maupun gunung berapi lainnya. Penanganan darurat harus tetap dipersiapkan dengan baik termasuk penentuan lokasi safe zone dan jalur evakuasi yang aman bagi masyarakat. Selain itu, perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat sekitar gunung Semeru tentang tindakan yang harus dilakukan saat terjadi erupsi gunung. Keterlibatan masyarakat dalam proses mitigasi bencana sangat penting untuk meminimalkan risiko dan kerugian akibat bencana alam. Kita juga perlu memberikan apresiasi kepada para petugas dan relawan yang terlibat dalam proses penanganan erupsi gunung Semeru kali ini. Mereka telah bekerja keras dan sigap dalam menjaga keselamatan dan keamanan masyarakat, sehingga tidak ada korban jiwa yang terjadi. Semoga kejadian erupsi gunung Semeru ini dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana alam, sehingga kita dapat lebih siap dan tanggap dalam menghadapi situasi darurat yang mungkin terjadi di masa mendatang.