Seorang istri di Nunukan, Kalimantan Utara, pilih melarikan diri ke kantor polisi demi menghindari amuk sang suami yang gelap mata lantaran cemburu. Berita mengenai Siti yang melarikan diri ke kantor polisi setelah dikejar oleh suaminya yang gelap mata karena cemburu adalah sangat mengkhawatirkan. Kasus kekerasan dalam rumah tangga seperti ini seharusnya tidak terjadi sama sekali. Tidak ada alasan yang bisa membenarkan tindakan kekerasan fisik atau verbal dalam suatu hubungan. Tindakan suami yang gelap mata karena cemburu merupakan bentuk kontrol yang tidak sehat dalam hubungan. Kecemburuan seharusnya tidak dijadikan alasan untuk melakukan tindakan kekerasan, apalagi hingga membuat pasangan merasa terancam dan harus melarikan diri untuk mencari perlindungan. Peristiwa ini seharusnya menjadi peringatan bagi semua pihak untuk selalu menghargai dan menghormati satu sama lain dalam suatu hubungan. Komunikasi yang baik, saling mendukung, dan saling menjaga adalah kunci utama dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Pentingnya edukasi mengenai kekerasan dalam rumah tangga juga harus terus ditingkatkan, baik secara individu maupun dalam skala masyarakat. Semua pihak, termasuk pihak kepolisian, harus turut bertanggung jawab dalam memberikan perlindungan dan bantuan kepada korban kekerasan dalam rumah tangga. Korban kekerasan dalam rumah tangga harus diberikan perlindungan, dukungan, dan akses kepada sumber daya yang dapat membantu mereka keluar dari lingkaran kekerasan. Kasus seperti ini juga harus diproses secara serius oleh pihak berwajib agar pelaku dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya dan agar korban merasa mendapatkan keadilan. Semoga kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga di masa yang akan datang. Kita semua bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman dan terbebas dari segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan dalam rumah tangga.