Prabowo tidak setuju dengan kenaikan uang kuliah tunggal (UKT). Ia menegaskan, biaya kuliah harusnya sangat minim, bahkan digratiskan pemerintah. Tanggapan saya terhadap pernyataan Prabowo yang menolak kenaikan UKT dan mengusulkan biaya kuliah gratis adalah positif. Pendidikan tinggi merupakan hak setiap warga negara, dan biaya kuliah yang tinggi dapat menjadi hambatan bagi masyarakat kurang mampu untuk mengejar pendidikan tinggi. Oleh karena itu, dengan memberikan akses pendidikan tinggi yang lebih terjangkau atau bahkan gratis, akan memungkinkan lebih banyak generasi muda untuk mengakses pendidikan yang berkualitas. Sistem pendidikan yang memberikan biaya kuliah gratis juga akan membantu mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan mobilitas sosial. Dengan biaya kuliah yang terjangkau, semua lapisan masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk meraih pendidikan tinggi tanpa harus terbebani oleh masalah keuangan. Namun, tentu saja, implementasi dari kebijakan ini perlu dipertimbangkan secara matang agar dapat berkelanjutan dan tidak memberikan beban tambahan pada APBN. Diperlukan perencanaan dan pengelolaan sumber daya yang efisien untuk mendukung kebijakan ini, serta memastikan bahwa kualitas pendidikan tidak terkompromi. Kenaikan biaya kuliah yang terus menerus juga harus diawasi dengan baik agar tidak memberatkan bagi mahasiswa dan keluarga mereka. Jika memang memungkinkan untuk memberikan biaya kuliah gratis, hal tersebut tentu menjadi solusi yang baik untuk memperluas akses pendidikan tinggi bagi semua orang. Sebagai pemimpin, Prabowo menunjukkan kepeduliannya terhadap pendidikan dan kesejahteraan masyarakat dengan mengusulkan kebijakan yang progresif. Semoga pandangan ini dapat diterima oleh pihak terkait dan dapat diimplementasikan dengan baik demi meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.