Kosongnya elpiji di sejumlah kabupaten kota di Kalsel masih menjadi-jadi hingga, Jumat (24/5/2034). Berita mengenai warga Kertak Hanyar II yang berburu elpiji 3 kilogram hingga ke Kelayan B Banjarmasin mencerminkan situasi yang memprihatinkan terkait distribusi bahan bakar yang sangat dibutuhkan. Banyaknya warga yang harus mencari elpiji hingga ke daerah lain menunjukkan adanya ketidakcukupan pasokan di wilayah tempat tinggal mereka. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh beberapa faktor, seperti peningkatan permintaan, gangguan dalam rantai pasokan, atau bahkan praktik penimbunan yang mungkin terjadi di pasar. Pencarian elpiji 3 kilogram yang dilakukan oleh warga menunjukkan ketergantungan masyarakat pada bahan bakar tersebut, khususnya dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Gas elpiji ukuran 3 kilogram biasanya diperuntukkan bagi rumah tangga miskin dan usaha kecil, sehingga ketika pasokan tidak memadai, dampaknya sangat signifikan bagi kehidupan mereka. Ketidakstabilan pasokan ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama dalam hal memasak, yang merupakan kebutuhan mendasar. Dalam konteks ini, pemerintah dan pihak berwenang diharapkan dapat mengevaluasi dan memperbaiki sistem distribusi elpiji agar pasokan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. Selain itu, penting juga untuk mengedukasi masyarakat tentang penggunaan dan pembelian elpiji yang bijak agar tidak terjadi kelangkaan di masa mendatang. Penegakan hukum yang tegas terhadap praktik penimbunan juga harus dilakukan untuk melindungi hak masyarakat. Di sisi lain, berita ini bisa menjadi pengingat bagi semua pihak, termasuk masyarakat, untuk lebih waspada dan proaktif dalam mencari solusi terhadap masalah yang ada. Misalnya, masyarakat bisa bersama-sama mendukung petugas untuk melakukan pemantauan pasar yang lebih efektif, sehingga harga dan ketersediaan elpiji tetap dalam kondisi yang stabil. Kerjasama antara masyarakat, pemda, dan distributor sangat diperlukan untuk menciptakan kondisi yang lebih baik. Dalam menyikapi kelangkaan ini, kolaborasi antarpihak juga sangat penting. Pemerintah lokal perlu bekerja sama dengan distributor untuk merancang strategi distribusi yang lebih efisien dan merata. Dengan demikian, diharapkan tidak akan ada lagi warga yang harus berburu elpiji ke daerah lain yang jauh, sehingga mereka bisa mendapatkan akses yang lebih mudah dan cepat terhadap kebutuhan energi mereka. Secara keseluruhan, berita ini mencerminkan tantangan yang dihadapi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka. Di tengah situasi ini, diharapkan ada langkah-langkah konkret dari pemerintah dan semua pihak terkait untuk memperbaiki kondisi yang ada. Kebijakan dan tindakan yang tepat dapat membantu memastikan masyarakat tidak lagi berada dalam situasi sulit dalam mengakses sumber energi yang krusial bagi kehidupan sehari-hari mereka.