Dinas Pendidikan menyampaikan permohonan maaf atas perilaku lima pelajar SMP yang mengolok-olok Palestina saat sedang makan di restoran cepat saji. Saya merasa sangat prihatin dan kecewa dengan perilaku siswi SMP yang melakukan olok-olok terhadap Palestina di sebuah restoran cepat saji di Jakarta. Tindakan seperti ini tidak hanya tidak pantas dilakukan oleh seorang pelajar, tetapi juga mencerminkan kurangnya pemahaman dan empati terhadap konflik yang sedang terjadi di Palestina. Pendidikan seharusnya menjadi tempat untuk menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, dan empati kepada generasi muda. Tindakan seperti ini seharusnya tidak dibiarkan dan perlu mendapatkan sanksi yang tegas sebagai bentuk pembelajaran agar tidak terulang di kemudian hari. Saya juga mengapresiasi tindakan cepat dari pihak Dinas Pendidikan DKI Jakarta dalam menangani kasus ini. Permintaan maaf yang disampaikan atas nama orangtua siswi tersebut menunjukkan tanggung jawab yang diambil oleh sekolah dan pihak terkait dalam menyelesaikan masalah ini. Namun, lebih dari sekedar permintaan maaf, hal yang lebih penting adalah bagaimana kita bisa memperbaiki dan mengedukasi generasi muda agar lebih memahami dan menghargai perbedaan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Edukasi mengenai konflik global dan pentingnya perdamaian serta keadilan perlu diperkuat dalam kurikulum pendidikan agar siswa dapat lebih sadar akan tanggung jawab moral dan etika sebagai anak bangsa. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang di masa depan.