Loading...
Sapi berbobot sekitar 300 kilogram itu kabur saat hendak diturunkan dari truk bersama dengan sembilan ekor sapi lainnya
Tanggapan saya terhadap berita ini sangat menarik karena kejadian sapi kurban yang ngamuk dan melompat ke kali di Tanjung Priok merupakan insiden yang jarang terjadi. Sapi yang dinyatakan memiliki berat 300 kg tersebut kemungkinan mengalami stres atau peningkatan level adrenalin yang mengakibatkan perilaku agresif pada saat hendak disembelih.
Kepemilikan sapi kurban yang memiliki bobot seberat itu seharusnya lebih berhati-hati dalam menghadapinya, terutama saat proses penyembelihan. Adanya kasus sapi kurban yang ngamuk ini juga harus menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan kesejahteraan hewan selama proses kurban agar kejadian serupa dapat dihindari.
Selain itu, peternak atau penanggung jawab hewan kurban juga sebaiknya memeriksa kondisi fisik dan mental hewan sebelum dilakukan penyembelihan. Jika ditemukan tanda-tanda kegelisahan atau kecemasan pada hewan, sebaiknya segera diambil tindakan preventif untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kejadian sapi yang melompat ke dalam kali.
Saya juga berharap agar masyarakat lebih peduli terhadap kesejahteraan hewan kurban dan memberikan perlakuan yang baik terhadap mereka. Proses kurban seharusnya dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan kepedulian agar tidak menimbulkan kejadian yang merugikan bagi semua pihak.
Dalam hal ini, kita juga perlu mengingat bahwa hewan kurban adalah amanah yang harus diurus dengan baik sesuai dengan ajaran agama. Maka dari itu, perlunya kesadaran dan tanggung jawab bagi setiap individu yang terlibat dalam proses kurban agar tercipta keseimbangan antara keberkahan dalam beribadah dan perlakuan yang baik terhadap hewan kurban. Semoga kejadian seperti sapi kurban yang ngamuk dan melompat ke kali di Tanjung Priok ini tidak terulang di masa yang akan datang.
Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love
Care
Haha
Wow
Sad
Angry
Comment