Uang palsu tersebut ternyata diproduksi di kawasan Sukabumi, Jawa Barat. Tempat tersebut merupakan markas sindikat ini sebelum pindah ke Jakarta Berita mengenai produksi uang palsu sebesar Rp22 miliar di Sukabumi, Jawa Barat adalah hal yang sangat mengkhawatirkan. Tindakan tersebut merupakan pelanggaran hukum yang serius dan dapat merugikan perekonomian negara serta masyarakat. Uang palsu dapat merusak kepercayaan publik terhadap sistem moneter yang berlaku dan merugikan pihak yang menerima uang palsu tanpa disadari. Tindakan produsen uang palsu juga dapat merugikan bisnis dan usaha kecil menengah yang menjadi korban penipuan dengan menggunakan uang palsu. Selain itu, tindakan tersebut juga dapat memicu inflasi karena jumlah uang yang beredar di masyarakat menjadi tidak terkendali. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan tegas dan penegakan hukum yang kuat terhadap pelaku penghasil uang palsu. Pihak berwenang, dalam hal ini kepolisian, perlu terus melakukan pengawasan dan razia terhadap penyelundupan dan produksi uang palsu. Selain itu, pencegahan juga perlu dilakukan dengan sosialisasi kepada masyarakat mengenai cara membedakan uang asli dan palsu. Masyarakat juga perlu lebih waspada dan berhati-hati dalam menerima uang tunai, terutama dalam transaksi besar. Kerjasama antara pihak kepolisian, pemerintah, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mencegah dan memberantas produksi serta peredaran uang palsu. Diperlukan juga tindakan preventif, seperti meningkatkan keamanan dalam pencetakan dan distribusi uang, serta peningkatan kesadaran masyarakat dalam menggunakan uang tunai. Semua pihak harus berperan aktif dalam memberantas aksi penghasil uang palsu demi menjaga kestabilan ekonomi negara dan keamanan masyarakat.