Viral video memperlihatkan cekcok antara bocah laki-laki dan seorang driver ojek online (ojol). Tanggapan saya terhadap berita ini adalah keprihatinan atas insiden adu mulut antara seorang driver ojol dengan seorang bocah pesepeda. Seharusnya sebagai orang dewasa, seorang driver ojol harus bisa mengendalikan emosinya dan tidak mengambil tindakan agresif terhadap anak-anak. Menyalahkan bocah pesepeda karena menghalangi jalur sepeda adalah tidak tepat, seharusnya ada cara yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah tersebut, seperti berbicara dengan sopan dan menasehati dengan baik. Selain itu, tindakan driver ojol yang merekam dan memviralkan video tersebut juga patut dipertanyakan. Mengunggah sebuah konflik secara publik hanya akan memperburuk situasi dan dapat menimbulkan dampak negatif bagi semua pihak yang terlibat. Sebaiknya, jika ingin menyelesaikan permasalahan, sebaiknya diselesaikan secara baik-baik di tempat kejadian dan tidak perlu dijadikan konten viral di media sosial. Perlu diingat juga bahwa driver ojol adalah salah satu contoh figur yang melayani masyarakat, sehingga hendaknya menjaga sikap dan perilakunya agar tidak merugikan diri sendiri dan reputasi profesi. Lebih penting lagi, kita harus membiasakan sikap toleransi dan kepedulian terhadap sesama, tanpa melihat usia atau status sosial. Kesabaran dan saling pengertian merupakan kunci dalam merespon situasi konflik seperti ini. Kepada pihak terkait, saya harap dapat menindaklanjuti insiden ini dengan serius dan mengambil langkah-langkah preventif agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Edukasi tentang aturan lalu lintas dan etika berlalu lintas juga perlu terus ditingkatkan, baik kepada driver ojol maupun kepada masyarakat umum. Semoga insiden ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih bijak dalam berinteraksi dan menyelesaikan konflik dengan cara yang baik dan damai.