Atta Halilintar bereaksi usai sang bunda, Geni Faruk ngotot soal panggilan haji. Ia pun memakluminya. Tanggapan saya terhadap berita ini adalah bahwa Geni Faruk memiliki hak untuk mempertahankan pendiriannya terkait panggilan haji tersebut. Meskipun Atta Halilintar memberikan tanggapannya yang menyindir, namun sebagai individu, Geni Faruk memiliki hak untuk menjalankan keyakinannya sesuai dengan ajaran agamanya. Hal ini juga menunjukkan bahwa setiap individu memiliki hak untuk menjalankan keyakinannya masing-masing tanpa harus diremehkan atau disorot secara negatif. Kita harus menghormati perbedaan keyakinan dan pandangan orang lain, sejauh itu tidak merugikan atau membahayakan orang lain. Reaksi Atta Halilintar yang dianggap memicu perdebatan ini seharusnya dijadikan sebagai pembelajaran. Walaupun berbeda pendapat, kita bisa menyampaikan pendapat kita dengan cara yang lebih bijaksana dan tidak merendahkan pihak lain. Kita dapat berdiskusi dengan sopan dan menghargai argumen dari pihak lain, tanpa harus menciptakan konflik yang tidak perlu. Selain itu, penting bagi kita untuk lebih memahami dan menghormati keputusan dan keyakinan seseorang terkait masalah agama. Setiap individu memiliki hak untuk menjalankan keyakinannya secara bebas dan tidak sepatutnya dipertanyakan secara terus-menerus oleh pihak lain. Dalam hal ini, saya berharap agar setiap individu dapat lebih bijaksana dalam berpendapat dan menghargai perbedaan-perbedaan yang ada. Kita dapat menyampaikan pendapat kita dengan cara yang lebih baik dan sopan tanpa harus menyulut konflik yang tidak perlu. Semoga kejadian seperti ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk lebih menghargai perbedaan dan berkomunikasi dengan baik.