Sebanyak 103 warga negara Taiwan yang diciduk di vila di Kecamatan Marga, Tabanan, Bali, mulai dideportasi secara bertahap. Lima pelaku dideportasi duluan. Saya merasa bahwa langkah deportasi terhadap warga negara Taiwan yang terlibat dalam penipuan online adalah langkah yang tepat dan patut diapresiasi. Tindakan ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia serius dalam memberantas kejahatan di dunia maya dan memberikan sinyal bahwa penipuan online tidak akan ditoleransi di negara ini. Tindakan deportasi juga merupakan bentuk hukuman yang efektif karena selain memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan, juga mencegah terjadinya tindakan serupa di masa depan. Dengan mendeporthkan pelaku kejahatan, negara juga dapat memperkuat citra bahwa Indonesia tidak akan memberi tempat bagi pelaku kejahatan asing untuk berkeliaran di dalam wilayahnya. Selain itu, langkah deportasi juga dapat menjadi pelajaran bagi negara-negara lain dalam mengatasi masalah penipuan online. Dengan menunjukkan bahwa tindakan deportasi dapat menjadi solusi untuk memberantas kejahatan di dunia maya, maka akan mendorong negara-negara lain untuk mengambil langkah yang serupa dalam menangani kasus serupa. Namun, dalam hal ini, pemerintah juga perlu memperhatikan proses deportasi agar dilakukan secara transparan dan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. Hal ini penting agar pelaku kejahatan mendapat perlakuan yang adil dan tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan dalam proses deportasi. Terakhir, langkah deportasi juga perlu diiringi dengan upaya pencegahan agar kejahatan seperti penipuan online ini tidak terus terjadi di masa mendatang. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang risiko penipuan online serta kerjasama antara pemerintah dan platform online dalam mengidentifikasi dan menindak pelaku kejahatan dapat menjadi langkah-langkah yang efektif untuk mengurangi kasus penipuan online di Indonesia.