Musala Hizbul Jihad Pondok Gedang di Desa Aik Berik, Lombok Tengah, NTB, disegel pihak ahli waris. Begini duduk perkaranya. Berita tentang duduk perkara ahli waris yang menyegel musala di Lombok merupakan suatu kejadian yang patut disayangkan. Tindakan tersebut mencerminkan adanya konflik internal dalam keluarga yang seharusnya diselesaikan dengan cara yang lebih bijaksana dan tidak merugikan pihak lain. Musala sebagai tempat ibadah umumnya digunakan oleh masyarakat untuk beribadah dan bersilaturahmi, sehingga penyegelan musala tersebut dapat mengganggu aktivitas keagamaan masyarakat setempat. Tindakan penyegelan musala oleh ahli waris juga dapat menimbulkan ketegangan dan perpecahan di antara sesama umat beragama. Hal ini tentu tidak sejalan dengan ajaran agama yang mengajarkan kerukunan dan persatuan umat. Konflik internal dalam keluarga seharusnya diselesaikan dengan cara musyawarah dan saling menghormati, bukan dengan tindakan yang merugikan pihak lain. Penyelesaian masalah ini sebaiknya dilakukan melalui jalur hukum yang tepat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemerintah daerah dan aparat keamanan juga diharapkan dapat turut serta dalam menyelesaikan konflik ini dengan bijaksana dan adil, serta memberikan perlindungan terhadap kepentingan umum dalam hal ini adalah fasilitas ibadah umum. Sebagai masyarakat, kita harus mengambil pelajaran dari kejadian ini bahwa konflik internal dalam keluarga tidak boleh diselesaikan dengan cara yang merugikan pihak lain. Keterbukaan, musyawarah, dan tindakan hukum yang bijaksana merupakan langkah yang seharusnya diambil dalam menyelesaikan perselisihan antar ahli waris. Semoga kasus tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan tidak merugikan pihak lain serta tidak mengganggu aktivitas keagamaan masyarakat setempat.