Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid secara gamblang menyebut jebolnya PDNS karena serangan siber Ransomware adalah kebodohan. Apa alasannya? Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah saya merasa prihatin dengan pernyataan Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid yang mengklaim bahwa jebolnya Penyelenggaraan Data Nama Domain Negara (PDNS) disebabkan oleh kebodohan. Pernyataan tersebut terkesan merendahkan dan tidak menghargai upaya dan kerja keras para ahli teknologi informasi yang berusaha memperbaiki masalah tersebut. Sebagai seorang anggota DPR yang seharusnya memiliki pemahaman yang lebih baik terkait dengan isu teknologi informasi, seharusnya Meutya Hafid memberikan penjelasan yang lebih komprehensif dan mendalam mengenai faktor-faktor yang menyebabkan jebolnya PDNS. Menyalahkan kebodohan tanpa memberikan penjelasan yang lebih konkret hanya akan menimbulkan kontroversi dan keraguan terhadap keberadaan dan kredibilitas DPR sebagai lembaga yang diharapkan dapat memberikan solusi yang tepat. Lebih lanjut, pernyataan tersebut juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap citra dan reputasi Indonesia dalam dunia teknologi informasi internasional. Hal ini dapat mengurangi kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, serta merugikan industri teknologi informasi nasional yang sedang berkembang pesat. Sebagai anggota DPR yang dipercaya oleh rakyat untuk menjalankan tugasnya, seharusnya Meutya Hafid dapat memberikan pernyataan yang lebih bijak, membangun, dan konstruktif dalam menangani permasalahan jebolnya PDNS. Diperlukan komunikasi yang lebih efektif antara pemerintah, DPR, dan ahli teknologi informasi untuk mencari solusi terbaik dalam menangani masalah tersebut, bukan sekadar saling menyalahkan tanpa dasar yang jelas.