Heru Budi menilai tenda pengungsi WNA di Jalan setia Budi Selatan, Kuningan, Jakarta Selatan mengganggu estetika kota. Ia akan berkoordinasi dengan UNHCR. Menurut saya, tanggapan Heru Budi terhadap tenda pengungsi WNA di Jaksel yang mengganggu estetika merupakan hal yang wajar. Sebagai wakil gubernur Jakarta, Heru Budi tentu memiliki pertimbangan yang kuat terkait tata kota dan penataan ruang yang baik. Walaupun begitu, saya juga melihat bahwa keberadaan tenda pengungsi tersebut seharusnya tidak hanya dilihat dari sisi estetika, tetapi juga dari sisi kemanusiaan. Sebagai negara yang memiliki kewajiban untuk melindungi hak asasi manusia, Indonesia seharusnya memberikan perlindungan kepada pengungsi, termasuk WNA yang mengungsi di negara kita. Hal ini juga sejalan dengan konvensi-konvensi internasional yang telah diratifikasi oleh Indonesia terkait hak-hak pengungsi. Oleh karena itu, penanganan terhadap pengungsi seharusnya tidak hanya ditinjau dari sisi estetika, tetapi juga dari sisi kemanusiaan. Selain itu, saya percaya bahwa pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat mencari solusi yang dapat memenuhi kebutuhan pengungsi WNA tersebut tanpa merusak estetika kota. Misalnya dengan mencari lokasi pengungsian yang lebih layak dan memadai, agar kesejahteraan pengungsi tetap terjamin tanpa harus mengganggu tata kota. Dengan demikian, keberadaan pengungsi WNA di Jakarta bisa dikelola dengan lebih baik tanpa mengorbankan estetika kota. Saya berharap bahwa dalam menangani masalah pengungsi, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dapat bekerja sama dan menjunjung tinggi prinsip kemanusiaan. Kesejahteraan dan perlindungan hak asasi manusia para pengungsi harus menjadi prioritas utama, tanpa melupakan tata kota dan penataan ruang yang baik. Dengan demikian, kita dapat memberikan perlindungan yang layak dan menghormati martabat manusia, tanpa harus mengesampingkan kepentingan estetika kota.