Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan harga obat di Indonesia bisa lima kali lebih mahal dibanding Malaysia. Ternyata ini penyebabnya. Berita yang menyebutkan bahwa harga obat di Indonesia 5 kali lebih mahal dari Malaysia tentu merupakan sebuah fakta yang cukup mengkhawatirkan. Hal ini menunjukkan bahwa harga obat di Indonesia jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia. Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab dari perbedaan harga obat yang cukup signifikan ini. Salah satu penyebab utama dari perbedaan harga obat antara Indonesia dan Malaysia bisa jadi adalah karena perbedaan kebijakan harga obat di kedua negara tersebut. Di Indonesia, kebijakan harga obat masih memiliki banyak kendala, seperti regulasi yang tidak selalu efektif, perbedaan harga yang cukup signifikan antara obat generik dan obat paten, serta masalah distribusi obat yang belum optimal. Sementara di Malaysia, kebijakan harga obat mungkin lebih terkendali dan terstruktur dengan baik. Selain itu, perbedaan harga obat antara Indonesia dan Malaysia juga bisa disebabkan oleh perbedaan dalam hal sistem kesehatan dan asuransi kesehatan. Malaysia memiliki sistem kesehatan yang lebih terstruktur, dengan adanya program-program kesehatan yang mampu menekan harga obat. Sementara di Indonesia, sistem kesehatan masih banyak yang belum tergarap dengan baik, sehingga harga obat menjadi lebih tinggi. Selain itu, perbedaan harga obat antara kedua negara juga bisa disebabkan oleh perbedaan dalam hal infrastruktur industri farmasi. Indonesia mungkin masih memiliki keterbatasan dalam hal infrastruktur industri farmasi, sehingga harga obat menjadi lebih mahal karena ketergantungan pada impor obat-obatan. Sementara Malaysia mungkin memiliki infrastruktur industri farmasi yang lebih baik, sehingga bisa memproduksi obat sendiri dengan harga yang lebih murah. Dari berita ini, pemerintah Indonesia tentu perlu untuk memperhatikan dan mengkaji kembali kebijakan harga obat di dalam negeri. Hal ini penting untuk memastikan bahwa harga obat di Indonesia tetap terjangkau oleh masyarakat, tanpa mengorbankan kualitas dan ketersediaan obat yang memadai. Pemerintah juga perlu untuk terus mendorong pengembangan industri farmasi dalam negeri, agar Indonesia bisa lebih mandiri dalam memproduksi obat-obatan dan menekan harga obat yang tinggi. Dalam jangka panjang, perbedaan harga obat antara Indonesia dan Malaysia dapat menjadi masukan yang berharga bagi pemerintah Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas dan aksesibilitas obat bagi masyarakat. Diharapkan bahwa dengan adanya perhatian ini, harga obat di Indonesia dapat menjadi lebih terjangkau dan sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat. Semoga pemerintah dapat bertindak cepat dalam menyelesaikan permasalahan ini demi kebaikan bagi seluruh rakyat Indonesia.