Beredar viral, pensiunan guru TK di Jambi harus mengembalikan kelebihan gajinya selama 2 tahun senilai Rp 75 juta. Terkait berita mengenai Asniani, pensiunan guru TK yang harus mengembalikan kelebihan gaji selama 2 tahun sebesar Rp 75 juta, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, seharusnya sistem administrasi keuangan di sekolah atau lembaga tempat Asniani bekerja lebih teliti dalam mengelola gaji guru-guru. Kelebihan gaji yang terjadi selama 2 tahun ini seharusnya bisa terdeteksi lebih awal sebelum akhirnya harus mengembalikan jumlah yang cukup besar tersebut. Kedua, Asniani sebagai pegawai pun seharusnya lebih proaktif dalam memeriksa gaji yang diterimanya setiap bulan. Memeriksa slip gaji secara berkala dapat membantu mendeteksi jika ada kesalahan dalam pembayaran gaji yang diterima. Selain itu, seharusnya ada mekanisme atau prosedur yang jelas terkait pengecekan dan perhitungan gaji pegawai agar menghindari kesalahan yang dapat merugikan satu pihak. Selain itu, kebijakan pengembalian kelebihan gaji yang diterima Asniani juga seharusnya disertai dengan klarifikasi dan penelitian lebih lanjut terkait kasus ini. Apakah kesalahan dalam pembayaran gaji berasal dari kesalahan administrasi pihak sekolah atau ada faktor lain yang menyebabkan hal ini terjadi? Diperlukan investigasi yang lebih mendalam agar tidak menimbulkan kesan seolah-olah Asniani sengaja menerima kelebihan gaji tersebut. Pada akhirnya, kasus ini seharusnya juga menjadi pembelajaran bagi semua pihak terkait pentingnya kedisiplinan dalam pengelolaan keuangan, baik dari sisi penerima gaji maupun yang memberikan gaji. Keterbukaan dan transparansi dalam sistem administrasi keuangan harus ditingkatkan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Semoga kasus ini dapat dijadikan momentum untuk perbaikan sistem penggajian dan administrasi keuangan di lembaga pendidikan maupun institusi lainnya demi terciptanya tata kelola keuangan yang lebih baik.