Heru Budi Hartono tak tinggal diam, merasa dikambinghitamkan Anies Baswedan demi raih simpati di Pilkada Jakarta 2024 Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah bahwa Heru Budi memiliki hak untuk memberikan tanggapannya terkait isu yang mencuat terkait pencalonan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024. Mengaku merasa DKI 1, Heru Budi menilai bahwa dirinya dikambinghitamkan demi Anies Baswedan bisa mendapatkan simpati dari masyarakat Jakarta. Pernyataan ini tentu mencerminkan ketidakpuasan Heru Budi terhadap perlakuan yang diterimanya dari pihak Anies Baswedan dalam konteks politik. Kritik yang disampaikan oleh Heru Budi menunjukkan dinamika politik yang tengah berlangsung di tingkat lokal, terutama terkait persaingan di Pilkada Jakarta 2024. Kritik dan pernyataan kontroversial seringkali menjadi bagian dari strategi politik untuk menarik perhatian publik dan mendapatkan dukungan. Namun, sebaiknya kritik tersebut disampaikan dengan bijaksana dan berlandaskan fakta sehingga tidak menimbulkan perpecahan di masyarakat. Selain itu, pernyataan Heru Budi juga dapat dianggap sebagai upaya untuk mengklarifikasi dirinya dari tudingan yang diterima terkait pencalonan Anies Baswedan. Dalam konteks politik, tidak jarang kandidat merasa perlu untuk memperlihatkan sisi ketegasan dan keberanian dalam menghadapi serangan atau tudingan dari lawan politik. Hal ini bertujuan untuk memperkuat citra dan dukungan di mata pemilih. Secara keseluruhan, pernyataan Heru Budi tentang merasa dikambinghitamkan demi Anies Baswedan demi raih simpati di Pilkada Jakarta 2024 merupakan bagian dari dinamika politik yang tengah berlangsung. Penting bagi semua pihak termasuk kandidat dan pendukungnya untuk tetap menjaga etika dan berkompetisi secara sehat dalam perhelatan demokrasi seperti Pilkada. Semua pihak harus berkomitmen untuk menciptakan kontestasi yang bermartabat dan tidak memecah belah masyarakat.