Polisi mengatakan, sekelompok orang itu awalnya datang untuk meminta uang ke pemilik toko buah tersebut. Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah sangat kecewa dan merasa prihatin dengan tindakan ormas yang mendatangi toko buah di Kembangan hanya karena merasa tak terima diberi Rp 10.000. Tidak ada alasan yang dapat membenarkan tindakan ormas tersebut untuk mengganggu ketertiban dan menciptakan ketegangan di masyarakat hanya karena hal sepele seperti itu. Sebagai organisasi yang seharusnya berperan sebagai wadah kebersamaan dan kepedulian terhadap masyarakat, sikap ormas yang melakukan aksi ini justru menciptakan ketakutan dan keresahan di kalangan pelaku usaha dan masyarakat luas. Tindakan intimidasi seperti ini tentu tidak patut dilakukan oleh siapapun, apalagi oleh organisasi yang seharusnya menjadi contoh dalam berperilaku dan berinteraksi dengan masyarakat. Selain itu, tindakan ormas tersebut juga dapat mencoreng citra ormas itu sendiri di mata masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya, seharusnya ormas memegang teguh nilai-nilai keadilan, toleransi, dan perdamaian. Namun, dengan melakukan tindakan anarkis seperti ini, ormas tersebut justru menunjukkan ketidakmampuannya untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang baik dan santun. Saya berharap pihak berwajib dapat mengusut tuntas kasus ini dan memberikan sanksi yang sesuai kepada pihak-pihak yang terlibat dalam aksi tersebut. Hal ini penting agar dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak bahwa tindakan intimidasi dan anarkis tidak akan pernah dibenarkan dalam masyarakat yang beradab. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang di masa mendatang, dan semua pihak dapat belajar untuk menyelesaikan permasalahan dengan cara yang lebih bijaksana dan damai.