Bank Dunia menyebut harga beras di Indonesia 20 persen lebih mahal daripada harga beras di pasar global. Bahkan saat ini harga beras dalam negeri Berdasarkan berita tentang harga beras di Indonesia yang merupakan yang tertinggi se-ASEAN, serta impor beras yang diperkirakan naik hingga Agustus 2024, tentu merupakan kabar yang tidak menggembirakan bagi masyarakat Indonesia. Lonjakan harga beras yang begitu signifikan dapat berdampak pada daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi negara secara keseluruhan. Kenaikan harga beras yang begitu tinggi, jika tidak diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, dapat menyebabkan kerawanan pangan dan merugikan lapisan masyarakat yang lebih rentan. Bukan hanya itu, adanya impor beras yang meningkat juga dapat menyebabkan negara merasa tergantung pada pasokan beras dari luar negeri, yang tentu saja akan meningkatkan ketergantungan pangan Indonesia pada negara lain. Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia masih terus harus ditingkatkan. Perlunya kebijakan yang lebih proaktif dalam mendukung produksi beras dalam negeri, peningkatan kesejahteraan petani, serta pengendalian harga kebutuhan pokok seperti beras agar tetap terjangkau bagi masyarakat luas. Selain itu, perlu adanya sinergi antara pemerintah, petani, dan pelaku usaha terkait untuk mencari solusi yang tepat dalam mengatasi dampak kenaikan harga beras dan impor beras yang meningkat. Diperlukan langkah-langkah strategis dalam menstabilkan harga beras dan meningkatkan produksi beras dalam negeri, sehingga Indonesia dapat mencapai ketahanan pangan yang lebih baik di masa depan. Masyarakat juga perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga ketahanan pangan serta mengurangi ketergantungan pada impor beras. Dengan demikian, diharapkan kondisi harga beras yang tinggi dan impor beras yang meningkat dapat segera diatasi, sehingga kesejahteraan masyarakat Indonesia dapat terjaga dengan baik dan harga beras dapat terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.