Menurut Melinda, ia tidak perlu tes DNA. Sebab, sebagai orangtua, ia pasti memahami ciri anaknya serta pakaian terakhir yang dikenakan. Saya merasa sangat prihatin dan menyayangkan perlakuan yang dialami oleh orangtua tersebut. Kehilangan seorang anak merupakan satu hal yang sangat berat dan menyakitkan, namun untuk tidak diperbolehkan melihat langsung jenazahnya dapat menambah beban kesedihan yang mereka rasakan. Hal ini tentu sangat tidak manusiawi dan kurang empati terhadap perasaan keluarga yang sedang berduka. Dalam proses berduka, melihat langsung jenazah merupakan salah satu cara yang dapat membantu keluarga menghadapi kenyataan atas kepergian orang yang dicintai. Dengan tidak diperbolehkannya orangtua ini melihat langsung jenazah diduga anaknya yang tewas di Kali Bekasi, dapat menimbulkan pertanyaan dan trauma yang lebih dalam terkait dengan kejadian tersebut. Pihak berwenang seharusnya lebih bijaksana dalam menangani situasi semacam ini, lebih lagi dalam membuat keputusan terkait dengan hak-hak asasi manusia. Memperlakukan keluarga yang berduka dengan tidak manusiawi hanya akan menimbulkan ketidakpuasan dan kekecewaan yang mendalam. Seharusnya, pihak terkait memberikan penjelasan yang transparan dan memfasilitasi keluarga dalam melihat jenazah dengan tata cara yang sesuai. Keluarga yang sedang berduka memerlukan dukungan dan penghormatan dalam menghadapi kenyataan atas kepergian orang yang mereka sayangi. Kita semua harus memiliki empati dan peduli terhadap perasaan serta hak-hak keluarga yang berduka, serta memastikan bahwa mereka mendapat perlakuan yang layak dan menghormati proses berduka yang mereka jalani. Saya berharap agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi di masa mendatang, dan pihak terkait dapat lebih sensitif dan empati terhadap perasaan keluarga yang sedang berduka. Semoga keluarga tersebut diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi cobaan ini, serta mendapatkan keadilan dan penjelasan yang mereka butuhkan.