Sosok Mahasiswi Untar yang Tewas Lompat dari Gedung Kampus, Terkuak Aktivitas Terakhirnya

8 October, 2024
6


Loading...
E, mahasiswi Universitas Tarumanegara (Untar) Jakarta tewas setelah melompat dari gedung kampus, Jumat (4/10/2024). Korban sempat menyendiri lama.
Berita mengenai tewasnya seorang mahasiswi dari Universitas Tarumanagara (Untar) yang melompat dari gedung kampus tentu menggugah keprihatinan dan duka yang mendalam. Setiap kejadian tragis seperti ini menunjukkan sisi kelam dalam kehidupan mahasiswa, yang seharusnya menjadi masa-masa penuh harapan dan aspirasi. Kejadian seperti ini sering kali mencerminkan tekanan yang dialami oleh mahasiswa, baik dari aspek akademik, sosial, maupun emosional. Dalam konteks kuliah di perguruan tinggi, mahasiswa sering dihadapkan pada tuntutan yang cukup tinggi. Pressure untuk mencapai prestasi akademik, memenuhi ekspektasi orang tua, dan bersaing dengan rekan-rekannya bisa sangat membebani. Dalam setiap individu, dampak dari tekanan ini bisa bervariasi, dan bagi beberapa orang, ini bisa berujung pada titik yang sangat kritis yang tidak terlihat oleh orang-orang di sekitarnya. Aktivitas terakhir yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut juga menjadi sorotan. Hal ini bisa memberikan petunjuk terkait keadaan mental dan emosionalnya. Jika ada sinyal-sinyal atau perilaku yang menunjukkan adanya masalah, sangat penting bagi lingkungan sekitar, seperti teman, dosen, dan keluarga, untuk bisa lebih peka dan responsif. Dukungan sosial yang kuat dapat menjadi faktor penentu dalam membantu seseorang melewati masa-masa sulit. Penting juga untuk menyadari bahwa stigmatisasi terhadap masalah kesehatan mental masih ada di masyarakat kita. Banyak individu merasa malu atau enggan untuk mengungkapkan perasaan mereka, yang pada akhirnya menambah beban mereka. Oleh karena itu, kampus memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, di mana mahasiswa merasa nyaman untuk berbagi masalah dan mencari bantuan ketika diperlukan. Insiden seperti ini juga memberi pelajaran bagi institusi pendidikan untuk lebih proaktif dalam menerapkan program-program pencegahan dan edukasi tentang kesehatan mental. Sesi konseling, pelatihan bagi pengajar dan staf mengenai kesehatan mental, serta penyuluhan bagi mahasiswa bisa menjadi langkah-langkah penting dalam mencegah tragedi serupa. Akhirnya, semua pihak—termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, serta masyarakat—harus bersatu dalam menangani isu kesehatan mental, memberikan perhatian lebih kepada generasi muda kita. Hanya dengan cara ini kita dapat memperkecil kemungkinan terjadinya tragedi lain di kemudian hari. Duka yang ditinggalkan oleh kepergian seorang mahasiwi tidak hanya dirasakan oleh keluarga dan teman-temannya, tetapi juga oleh seluruh komunitas akademik, yang berkewajiban untuk menjaga dan mendukung satu sama lain.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like emoji
Like
Love emoji
Love
Care emoji
Care
Haha emoji
Haha
Wow emoji
Wow
Sad emoji
Sad
Angry emoji
Angry

Tags

Comment