Muchtar Zakaria mengatakan kebakaran diduga akibat korsleting dari unit rumah seorang warga Berita mengenai kebakaran rumah dan kontrakan di Cakung, Jakarta Timur, yang memakan waktu hampir dua jam untuk dipadamkan tentu mencuri perhatian dan menimbulkan berbagai rasa prihatin. Kebakaran adalah salah satu kejadian yang sering kali menimbulkan kerugian besar, tidak hanya dalam hal materi, tetapi juga dalam aspek psikologis bagi para korban. Masyarakat yang kehilangan tempat tinggal, barang-barang berharga, dan mungkin bertahun-tahun kenangan, tentunya menghadapi trauma yang berkepanjangan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah penyebab kebakaran itu sendiri. Jika penyebabnya bisa diidentifikasi dan dipahami, ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat untuk lebih waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan di masa mendatang. Edukasi mengenai keselamatan kebakaran dan langkah-langkah pencegahan sangatlah penting, terlebih bagi daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi seperti Jakarta. Pemerintah daerah dan organisasi terkait diharapkan dapat memberikan sosialisasi yang lebih intensif terkait bahaya kebakaran, terutama di lingkungan yang menjadi kawasan padat pemukiman. Tim pemadam kebakaran yang membutuhkan waktu hampir dua jam untuk memadamkan api juga mengangkat isu mengenai kesiapan alat dan sumber daya manusia dalam menangani kebakaran. Dalam situasi darurat seperti ini, efisiensi dan kecakapan tim pemadam sangatlah crucial. Ini menandakan pentingnya pemeliharaan dan peningkatan sistem pemadam kebakaran, baik dari segi substansi maupun pelatihan bagi petugas. Ketersediaan alat yang modern dan personel yang terlatih bisa menjadi faktor penentu dalam mempercepat proses pemadaman. Kebakaran yang mempengaruhi rumah dan kontrakan bisa menyentuh banyak orang, termasuk penyewa yang tidak hanya kehilangan tempat tinggal tetapi juga kehilangan barang-barang penting. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan komunitas untuk memberikan dukungan kepada korban, baik berupa bantuan materi maupun psikologis. Gotong royong masyarakat dalam situasi seperti ini bisa sangat membantu dalam meringankan beban yang dihadapi oleh korban, sehingga mereka dapat segera bangkit dan beradaptasi kembali ke kehidupan normal. Akhirnya, kejadian seperti kebakaran di Cakung ini juga menyoroti perlunya peningkatan infrastruktur kota, terutama yang berkaitan dengan rencana tata ruang dan pengaturan bangunan. Pemukiman yang padat dengan bangunan yang berdekatan meningkatkan risiko kebakaran dan menyulitkan mobilitas pemadam kebakaran. Oleh karena itu, perencanaan yang lebih baik ke depan sangat penting untuk mengurangi risiko kebakaran dan melindungi warganya. Ini juga menjadi tantangan bagi pemerintah untuk terus mengevaluasi dan mengimplementasikan kebijakan yang berfokus pada keselamatan publik dan perlindungan terhadap bencana kebakaran.