Loading...
BPS NTB mencatat 87 ribu pengangguran per Agustus 2024, meningkat dari tahun sebelumnya. TPT di perkotaan lebih tinggi dibandingkan pedesaan.
Berita mengenai 87 ribu orang menganggur di Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan jumlah terbanyak berasal dari tamatan SMK, mencerminkan isu yang cukup kompleks dan memerlukan perhatian dari berbagai pihak. Angka yang besar ini menunjukkan adanya tantangan serius dalam dunia pendidikan dan penyerapan tenaga kerja di daerah tersebut. Hal ini dapat dilihat sebagai indikator bahwa sistem pendidikan vokasi, khususnya SMK, belum sepenuhnya berhasil dalam mempersiapkan lulusannya untuk memasuki dunia kerja yang nyata.
Salah satu alasan utama meningkatnya angka pengangguran di kalangan tamatan SMK bisa jadi disebabkan oleh ketidaksesuaian antara kurikulum pendidikan yang diberikan dengan kebutuhan pasar kerja. Banyak lulusan SMK yang masih kesulitan untuk menemukan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang mereka pelajari. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan pihak terkait untuk melakukan evaluasi dan reformasi terhadap kurikulum pendidikan agar lebih relevan dengan perkembangan industri dan dunia kerja saat ini.
Selain itu, faktor eksternal seperti kondisi ekonomi dan pasar kerja juga berkontribusi terhadap meningkatnya angka pengangguran. Misalnya, situasi perekonomian yang kurang stabil dapat membatasi peluang kerja, sedangkan pertumbuhan industri yang lambat di NTB menyebabkan kurangnya permintaan tenaga kerja. Dalam konteks ini, pemerintah daerah perlu menciptakan iklim investasi yang lebih baik, sehingga lebih banyak perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut dapat menyerap tenaga kerja, terutama dari kalangan lulusan SMK.
Program pelatihan dan pengembangan keterampilan pasca-pendidikan juga harus diperkuat untuk membantu para lulusan mendapatkan kemampuan tambahan yang diperlukan di dunia kerja. Lembaga pendidikan harus bekerja sama dengan industri untuk menyediakan program magang atau pelatihan keterampilan yang dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dengan demikian, lulusan SMK tidak hanya memiliki pengetahuan teori, tetapi juga keterampilan praktis yang dicari oleh perusahaan.
Di sisi lain, kesadaran dan motivasi dari para lulusan SMK juga sangat penting. Terkadang, lulusan merasa puas dengan ijazah yang mereka miliki tanpa berusaha lebih keras untuk mencari peluang kerja atau mengembangkan diri. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya meningkatkan kompetensi diri melalui pendidikan lanjutan atau pelatihan keterampilan tambahan.
Kesimpulannya, isu pengangguran di kalangan lulusan SMK di NTB memerlukan pendekatan multi-dimensional. Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, industri, dan masyarakat, diharapkan dapat menciptakan solusi yang efektif untuk mengatasi tantangan ini. Upaya bersama dalam memperbaiki pendidikan vokasi dan menciptakan lebih banyak peluang kerja akan sangat berkontribusi dalam menurunkan angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di NTB.
Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love
Care
Haha
Wow
Sad
Angry
Comment