Pasangan calon gubernur NTT, Kamlasi dan Garu, berkomitmen melanjutkan free trade zone di perbatasan RI-Timor Leste untuk dorong perekonomian lokal. Berita tentang pernyataan Simon-Adrianus mengenai pentingnya melanjutkan program Free Trade Zone (FTZ) mencerminkan tantangan dan peluang yang dihadapi oleh kebijakan perdagangan di tingkat lokal maupun internasional. Program FTZ sering kali diharapkan dapat meningkatkan investasi asing, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong perkembangan ekonomi regional. Dengan menciptakan zona-zona di mana barang dapat diproduksi dan diperdagangkan dengan tarif pajak yang lebih rendah atau bahkan bebas pajak, pemerintah dapat menarik perusahaan untuk berinvestasi di wilayah tersebut. Namun, ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan terkait keberhasilan program FTZ. Pertama, jelas bahwa keberhasilan FTZ tidak hanya bergantung pada insentif ekonomi, tetapi juga pada infrastruktur yang memadai. Jika infrastruktur transportasi, logistik, dan komunikasi tidak mendukung, maka investasi yang masuk mungkin tidak dapat berkembang secara optimal. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk tidak hanya fokus pada penciptaan FTZ, tetapi juga memperkuat dukungan infrastruktur yang diperlukan. Kedua, implementasi FTZ harus disertai dengan pengawasan dan regulasi yang ketat untuk mencegah praktik yang dapat merugikan perekonomian lokal. Misalnya, adanya risiko bahwa FTZ dapat menarik investasi yang hanya berorientasi pada peminimalan pajak, tanpa memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, kebijakan harus didesain sedemikian rupa agar dapat memastikan bahwa keuntungan dari FTZ juga dirasakan oleh komunitas lokal, misalnya melalui pemberdayaan UMKM dan penyediaan pelatihan bagi tenaga kerja setempat. Ketiga, dalam konteks globalisasi yang semakin pesat, penting untuk mempertimbangkan dampak dari program FTZ terhadap hubungan perdagangan internasional. Menerapkan kebijakan yang mendorong perdagangan bebas dapat mendatangkan manfaat, tetapi juga harus diwaspadai agar tidak menciptakan ketergantungan yang berlebihan pada pasar global. Strategi diversifikasi ekonomi harus tetap menjadi prioritas, sehingga FTZ tidak menjadi satu-satunya cara untuk mengatasi tantangan ekonomi. Di sisi lain, jika program FTZ dapat dilaksanakan dengan baik dan didukung oleh kebijakan perekonomian yang komprehensif, mungkin program ini dapat berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Dalam hal ini, keterlibatan stakeholder, termasuk masyarakat, pelaku bisnis, dan pemerintah daerah, menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa program FTZ dapat berjalan dengan efektif dan berkelanjutan. Dengan demikian, meski penting untuk melanjutkan program Free Trade Zone, implementasinya harus dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilannya. Melalui pendekatan yang holistik dan inklusif, diharapkan program FTZ dapat membawa dampak positif bagi perekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.