Sembilan tahun lebih kasus ini jadi misteri karena penyebab kematian Akseyna mahasiswa UI tidak pernah terungkap. Berita mengenai kematian Akseyna, seorang mahasiswa Universitas Indonesia yang terjadi sembilan tahun lalu, mencerminkan kompleksitas dalam penyelidikan kasus-kasus yang melibatkan kehilangan nyawa. Ketika suatu kasus tidak terpecahkan dalam waktu yang lama, muncul pertanyaan mendalam tentang bagaimana sistem penegakan hukum bekerja dan seberapa efektif mereka dalam menangani kasus-kasus yang berpotensi tinggi. Kematian yang tidak jelas bisa menciptakan rasa ketidakadilan bagi keluarga dan masyarakat yang menantikan kejelasan dan kebenaran. Kembali diusutnya kasus ini oleh pihak kepolisian setelah hampir satu dekade menunjukkan bahwa kasus semacam ini tidak sepenuhnya terlupakan. Ada sejumlah faktor yang bisa mendorong pihak kepolisian untuk membuka kembali penyelidikan, termasuk adanya perkembangan baru, tekanan dari masyarakat, atau bahkan keberanian anggota keluarga korban untuk terus mencari keadilan. Ini mencerminkan pentingnya advokasi dan ketahanan dari keluarga serta pendukung yang mencari kejelasan. Selain itu, berita ini juga memunculkan diskusi tentang pentingnya transparansi dalam proses hukum. Masyarakat berhak tahu perkembangan terbaru, apa yang terjadi selama penyelidikan sebelumnya, dan apa langkah-langkah yang akan diambil di masa depan. Transparansi dapat membangun kepercayaan antara masyarakat dan aparat penegak hukum, yang sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi setiap individu. Seiring berkembangnya teknologi dan metode investigasi, ada harapan bahwa pola pikir dan pendekatan yang lebih modern dapat diterapkan dalam kasus-kasus lama. Metode-forensik terbaru dapat memberikan wawasan baru yang mungkin tidak ada pada saat kasus itu pertama kali diselidiki. Oleh karena itu, keterbukaan untuk menggunakan teknologi dan metode baru dalam investigasi adalah langkah yang sangat positif. Dalam konteks yang lebih luas, kasus Akseyna menyoroti pentingnya perhatian publik terhadap kasus kehilangan nyawa yang tidak diumumkan. Media sosial dan berbagai platform komunikasi lainnya memungkinkan keluarga dan pendukung korban untuk menggalang dukungan dan kesadaran lebih luas, yang dalam banyak kasus dapat mendorong penegakan hukum untuk mengambil tindakan. Dalam kesimpulan, berita tentang pembukaan kembali kasus kematian Akseyna merupakan pengingat bahwa penyelidikan hukum dan keadilan harus terus berlanjut meskipun waktu telah berlalu. Hal ini bukan hanya tentang menemukan kebenaran bagi satu individu, tetapi juga tentang memastikan bahwa sistem keadilan kita berfungsi secara efektif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Keadilan tidak mengenal waktu, dan setiap upaya untuk mencapainya sangat berarti bagi banyak orang.