Rohmi-Firin berjanji akan creative hub berbasis desa jika menang dalam Pilgub NTB 2024. Sementara itu, Zul-Uhel menjanjikan ruang kreatif per kabupaten/kota. Berita dengan judul "Rohmi-Firin Janjikan Creative Hub Desa, Zul-Uhel Buat Ruang Kreatif Kabupaten" mengindikasikan adanya upaya yang positif dari para pemimpin daerah untuk mendorong pengembangan potensi kreatif di tingkat desa dan kabupaten. Inisiatif kreatif ini sangat penting, terutama di era sekarang ini ketika ekonomi kreatif semakin mendominasi dan menjadi salah satu pilar pembangunan nasional. Dengan adanya ruang kreatif, komunitas lokal dapat lebih mudah mengakses fasilitas yang mendukung inovasi, kolaborasi, dan eksplorasi ide-ide baru. Pengembangan Creative Hub di desa dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap pemberdayaan masyarakat. Dalam konteks ini, para pelaku seni, usaha kecil menengah (UKM), serta inovator lokal akan mendapatkan ruang untuk berekspresi, memasarkan produk, dan berkolaborasi satu sama lain. Ini dapat menciptakan ekosistem kreatif yang tidak hanya membantu meningkatkan ekonomi setempat tetapi juga mengembangkan identitas budaya daerah. Selain itu, keberadaan Creative Hub juga bisa menarik perhatian wisatawan yang ingin menikmati keunikan produk lokal. Namun, tantangan yang harus dihadapi adalah bagaimana memastikan keberlanjutan dari inisiatif ini. Pengelolaan yang baik dan dukungan yang berkelanjutan dari pemerintah serta partisipasi aktif masyarakat sangat diperlukan. Tanpa adanya dukungan sistematis, ruang kreatif yang dibangun bisa gagal untuk berfungsi secara optimal. Selain itu, diperlukan pula upaya untuk menjangkau dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat agar bisa merasakan manfaat dari keberadaan Creative Hub ini. Dalam konteks ruang kreatif kabupaten yang digagas oleh Zul-Uhel, hal ini memperlihatkan bahwa perhatian terhadap sektor kreatif bukan hanya milik desa tetapi juga harus diadopsi oleh pemerintahan di level yang lebih tinggi. Ruang kreatif kabupaten dapat menjadi platform untuk pembinaan bakat, pelatihan, dan inovasi yang lebih luas, membantu menghubungkan berbagai stakeholder dalam bidang ekonomi kreatif. Ini juga berpotensi menciptakan sinergi antara produk lokal dan promosi yang lebih luas, yang pada akhirnya bisa meningkatkan daya saing daerah. Secara keseluruhan, langkah yang diambil oleh Rohmi-Firin dan Zul-Uhel patut diapresiasi. Dengan pendekatan yang inklusif dan inovatif dalam pengembangan ekonomi kreatif, diharapkan inisiatif ini dapat memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat. Hal ini tidak hanya akan menjadikan desa dan kabupaten sebagai pusat kreativitas tetapi juga dapat mendorong generasi muda untuk berpartisipasi aktif dalam ekonomi kreatif, menciptakan lapangan kerja, dan menjaga keberlangsungan nilai-nilai budaya lokal. Dengan semua potensi ini, Creative Hub dapat menjadi pilar penting dalam pembangunan yang berkelanjutan dan berdaya saing.