Loading...
Anggota Komisi X DPR RI I Nyoman Parta menyebut penghapusan Ujian Nasional (UN) embuat semangat belajar siswa menurun.
Berita mengenai Nyoman Parta yang menyatakan bahwa penghapusan Ujian Nasional (UN) dapat mengurangi semangat belajar siswa adalah sebuah isu yang kompleks dan memicu banyak perdebatan dalam dunia pendidikan. Dalam konteks ini, perlu kita telaah lebih dalam mengenai potensi dampak penghapusan UN terhadap motivasi belajar siswa.
Pertama-tama, penghapusan UN bisa dipandang sebagai upaya untuk mengurangi tekanan yang dihadapi siswa. Selama ini, UN sering kali dipandang sebagai momok yang menghadirkan stres dan kecemasan bagi siswa, guru, dan bahkan orang tua. Dengan menghapus UN, seharusnya siswa dapat lebih fokus pada pembelajaran yang sesungguhnya, bukan hanya pada persiapan ujian. Dalam hal ini, peluang untuk memperkaya pengalaman belajar, berinovasi, dan menerapkan pengetahuan dalam konteks yang lebih luas terbuka lebar.
Namun, di sisi lain, pendapat Nyoman Parta juga menunjukkan kekhawatiran yang valid. Tanpa adanya ujian sebagai tolak ukur, ada kemungkinan bahwa beberapa siswa akan kehilangan motivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Ujian sering kali berfungsi sebagai alat pengukur keberhasilan dan memberikan siswa tujuan yang jelas untuk dikejar. Jika tidak ada standar penilaian yang jelas, bisa jadi siswa merasa tidak ada dorongan untuk belajar dengan giat.
Selanjutnya, perubahan kurikulum dan metode evaluasi menjadi penting dalam konteks ini. Jika penghapusan UN diiringi dengan pengembangan metode evaluasi yang lebih holistik dan berorientasi pada daya saing serta perkembangan karakter, maka semangat belajar siswa dapat tetap dipertahankan. Misalnya, penilaian berbasis proyek, portofolio, atau ujian formatif yang dilakukan secara rutin dapat menjadi alternatif yang lebih konstruktif tanpa menimbulkan tekanan yang berlebihan.
Selain itu, dukungan dari tenaga pengajar juga sangat krusial. Para guru perlu diberdayakan untuk merancang pendekatan pembelajaran yang menarik dan menantang, sehingga siswa tidak hanya belajar untuk ujian, tetapi juga mengembangkan kemampuan kritis dan kreatif. Dalam hal ini, pelatihan bagi guru untuk mengadopsi metode pengajaran yang inovatif sangat diperlukan.
Terakhir, kita juga perlu mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi. Di beberapa daerah, pendidikan masih sangat berorientasi pada ujian sebagai pintu masuk menuju pendidikan yang lebih tinggi. Penghapusan UN tanpa adanya langkah kompensasi atau dukungan bagi siswa dari daerah-daerah tertentu bisa berpotensi memperlebar kesenjangan pendidikan.
Dengan demikian, penghapusan UN bukanlah langkah yang sederhana. Perlu ada dialog dan kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan berkelanjutan. Dalam mengatasi isu ini, kita perlu menjaga keseimbangan antara memperkuat motivasi belajar dan menciptakan lingkungan belajar yang sehat.
Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love
Care
Haha
Wow
Sad
Angry
Comment