Wapres Gibran memimpin rapat penanganan korban erupsi Gunung Lewotobi. Pengungsi dibedakan berdasarkan kebutuhan, dan pemerintah siapkan 1.100 rumah. Berita mengenai rencana kunjungan Gibran Rakabuming Raka, yang merupakan Wali Kota Surakarta, serta pemberian rumah untuk korban erupsi Lewotobi adalah sebuah inisiatif yang patut diacungi jempol. Langkah ini menunjukkan kepekaan dan perhatian pemerintah terhadap masyarakat yang terdampak bencana. Dalam konteks di Indonesia, di mana bencana alam sering terjadi, dukungan semacam ini sangat penting untuk mempercepat proses pemulihan dan memberikan harapan bagi para korban. Dari segi simbolis, kunjungan pejabat publik seperti Gibran dapat memberikan semangat kepada masyarakat yang terkena dampak. Kehadiran seorang pemimpin di tengah kesulitan dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan menunjukkan bahwa pemerintah tidak meninggalkan mereka. Ini adalah bagian dari upaya membangun rasa kepercayaan publik terhadap tindakan pemerintah dalam merespons bencana. Pemberian rumah bagi korban erupsi juga merupakan langkah yang sangat tepat. Tidak hanya memberikan perlindungan fisik, tetapi juga menciptakan rasa aman dan stabilitas bagi keluarga yang kehilangan tempat tinggal. Rumah adalah kebutuhan dasar, dan dengan memiliki tempat tinggal yang layak, masyarakat bisa mulai merencanakan kembali kehidupan mereka setelah bencana. Ini menunjukkan bahwa pemerintah memahami pentingnya langkah-langkah konkret dalam membantu pemulihan. Namun, penting untuk diingat bahwa bantuan tidak hanya berhenti pada pemberian rumah saja. Pemerintah dan masyarakat sipil juga perlu bekerja sama dalam menciptakan program pemulihan yang lebih luas, seperti pelatihan keterampilan, dukungan psikologis, dan bantuan sosial jangka panjang. Akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan juga harus tetap menjadi perhatian utama dalam proses rehabilitasi. Selain itu, inisiatif semacam ini seharusnya mendorong diskusi lebih lanjut tentang penanganan bencana di masa depan. Pemerintah perlu memperkuat sistem mitigasi bencana untuk meminimalisir dampak yang terjadi. Kunjungan pemimpin daerah semacam ini juga sebaiknya diikuti dengan program-program yang berkelanjutan dan terencana, agar masyarakat tidak hanya menjadi penerima bantuan, tetapi juga menjadi bagian aktif dalam proses pemulihan dan penguatan kapasitas. Secara keseluruhan, langkah yang diambil oleh Gibran dan Pemerintah Kota Surakarta ini merupakan representasi positif dari tanggung jawab sosial dan kepemimpinan. Harapannya adalah agar inisiatif ini menjadi contoh bagi daerah lain dalam menangani dampak bencana, sekaligus menginspirasi lebih banyak pemimpin untuk lebih peka terhadap kebutuhan masyarakat terdampak bencana.