Viral Guru Pakaikan Topeng ke Murid agar Tidak Bisa Menyontek Saat Ulangan

13 November, 2024
7


Loading...
Viral, guru SD di Surabaya, Intan Kusuma, meminta muridnya memakai topeng saat ulangan untuk mencegah menyontek. Video kreatifnya ditonton 6 juta kali!
Berita mengenai guru yang memakaikan topeng kepada muridnya agar tidak bisa menyontek saat ulangan telah memicu berbagai reaksi dari masyarakat. Tindakan tersebut tentu saja menimbulkan perdebatan antara sisi positif dan negatif. Di satu sisi, tindakan ini bisa dilihat sebagai upaya ekstrem dari seorang guru untuk menjaga integritas evaluasi pendidikan dan mendorong siswa untuk belajar dengan jujur. Namun, ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut. Pertama, dari segi psikologis, mengenakan topeng dapat menyebabkan siswa merasa tertekan dan tidak nyaman. Pendidikan seharusnya menjadi proses yang menyenangkan, di mana siswa dapat belajar dan berkembang dalam atmosfer yang mendukung. Dengan memperlakukan siswa seperti ini, guru mungkin tanpa sadar menciptakan rasa takut dan stres yang tidak perlu. Apa yang seharusnya menjadi momen evaluasi bisa berubah menjadi pengalaman traumatis bagi beberapa siswa, yang justru bisa menurunkan motivasi mereka untuk belajar. Selain itu, perlu dipertanyakan apakah cara ini efektif dalam mengatasi permasalahan kecurangan saat ujian. Siswa yang ingin menyontek biasanya akan menemukan cara lain untuk melakukannya, terlepas dari apakah mereka memakai topeng atau tidak. Sebagai gantinya, pendidikan seharusnya berfokus pada membangun kesadaran akan pentingnya kejujuran akademik dan mengembangkan pendekatan yang lebih konstruktif untuk membimbing siswa. Misalnya, memberikan bimbingan yang lebih mendalam mengenai materi pelajaran atau membuat ujian yang lebih kreatif dan inovatif sehingga siswa tertantang untuk belajar dengan cara yang positif. Di sisi lain, respons negatif yang muncul terkait berita ini juga menunjukkan bahwa ada kebutuhan untuk mendiskusikan bagaimana seharusnya guru berperan dalam mendidik siswa. Tindakan yang diambil oleh guru ini mungkin berasal dari keputusasaannya dalam menangani masalah menyontek yang marak di sekolah. Namun, pendidikan modern tuntut guru untuk menjadi inspirator, yang mendorong siswa untuk memahami nilai-nilai di balik belajar. Hal ini bisa dicapai melalui komunikasi yang lebih baik dan kerja sama antara guru, siswa, dan orang tua. Akhirnya, berita ini juga membuka peluang untuk membahas tentang sistem evaluasi pendidikan secara keseluruhan. Apakah metode penilaian yang ada saat ini masih relevan dan efektif dalam mendidik siswa untuk berpikir kritis dan mandiri? Mungkin sudah saatnya bagi para pendidik dan pemangku kebijakan untuk mengevaluasi kembali metode pengajaran dan evaluasi yang ada, agar sejalan dengan perkembangan zaman dan karakteristik siswa di era digital. Menciptakan lingkungan belajar yang positif dan inspiratif tentu lebih baik dibandingkan menggunakan pendekatan yang bisa menimbulkan stigma negatif bagi siswa.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like emoji
Like
Love emoji
Love
Care emoji
Care
Haha emoji
Haha
Wow emoji
Wow
Sad emoji
Sad
Angry emoji
Angry

Tags

Comment