Menurut Arif, pasangan ZulUhel adalah satu-satunya pasangan yang menawarkan konsep dan gagasan yang dianggap realistis dalam memajukan pendidikan di NTB. Berita yang berjudul "Mahasiswa NTB Nilai ZulUhel Jadi Solusi Majukan Pendidikan di NTB" menggambarkan harapan dan aspirasi masyarakat, khususnya mahasiswa, terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan di Nusa Tenggara Barat (NTB). Dalam konteks ini, nama ZulUhel menjadi sorotan karena dinilai mampu memberikan kontribusi positif untuk kemajuan pendidikan di daerah tersebut. Tanggapan atas berita ini mencakup beberapa aspek penting. Pertama, penting untuk mengapresiasi peran mahasiswa dalam menilai dan memberikan masukan terhadap solusi pendidikan. Mahasiswa adalah generasi penerus yang memiliki potensi besar dalam membawa perubahan. Pendapat mereka mengenai ZulUhel menunjukkan bahwa mereka aktif berpikir kritis dan memiliki keinginan untuk terlibat dalam proses pembangunan pendidikan di daerah mereka. Ini merupakan langkah positif untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Kedua, jika ZulUhel memang memiliki program atau ide-ide inovatif untuk membangun dan memperbaiki kualitas pendidikan, maka dukungan dari mahasiswa dan seluruh elemen masyarakat menjadi lebih relevan. Tentu saja, hal ini harus didukung oleh kebijakan yang tepat dari pemerintah dan segera diimplementasikan. Transparansi dan keterlibatan masyarakat dalam proses ini juga sangat penting agar setiap kebijakan yang diambil bisa dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat. Selanjutnya, tantangan yang dihadapi dalam pendidikan di NTB tidaklah sedikit. Faktor-faktor seperti kurangnya infrastruktur, kualitas guru, serta akses terhadap bahan ajar yang memadai menjadi kendala. Oleh karena itu, inisiatif yang diajukan oleh ZulUhel haruslah benar-benar mempertimbangkan semua aspek tersebut. Solusi yang ditawarkan perlu bersifat holistik, mulai dari perbaikan infrastruktur, peningkatan kualitas tenaga pengajar, hingga penyediaan fasilitas pendidikan yang memadai. Proses evaluasi dan penyesuaian program juga menjadi penting setelah implementasi dilakukan. Adalah wajar jika ada pendapat yang berbeda mengenai solusi yang ditawarkan, sehingga penting untuk membuka forum diskusi agar semua pemangku kepentingan dapat menyampaikan pandangan mereka. Dengan demikian, pengambilan keputusan bisa lebih inklusif dan mencerminkan kebutuhan nyata di lapangan. Akhirnya, harapan akan kemajuan pendidikan di NTB melalui sosok seperti ZulUhel adalah langkah positif, namun perlu diingat bahwa keberhasilan tidak datang secara instan. Dibutuhkan kerja keras, kerjasama, dan ketekunan dari semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, serta mahasiswa itu sendiri. Jika semua elemen bersatu dalam membangun pendidikan yang lebih baik, bukan tidak mungkin NTB dapat menjadi daerah dengan kualitas pendidikan yang mengesankan di Indonesia.