KPU Klungkung akan menggelar dua debat untuk Pilbup 2024. Debat pertama bertema 'Klungkung Maju Berkelanjutan' diadakan pada 15 November 2024. Berita mengenai dilaksanakannya debat pertama Pemilihan Bupati (Pilbup) Klungkung pada 15 November 2024 tentu menjadi momen penting dalam proses demokrasi di daerah tersebut. Debat calon bupati tidak hanya menjadi ajang bagi peserta untuk memaparkan visi dan misi mereka, tetapi juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk lebih memahami calon pemimpinnya. Dalam konteks ini, KPU (Komisi Pemilihan Umum) yang menyatakan kesiapan mereka dalam menyelenggarakan debat adalah langkah positif yang patut diapresiasi. Debat publik merupakan sarana edukasi bagi pemilih. Dengan adanya debat, masyarakat dapat menilai kemampuan dan komitmen calon dalam mengatasi berbagai isu yang dihadapi daerah mereka. Dalam kesempatan ini, calon bupati dapat menyampaikan solusi yang konkret untuk menjawab tantangan yang ada, mulai dari masalah ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga infrastruktur. Keterbukaan informasi ini sangat penting agar pemilih dapat membuat keputusan yang tepat berdasarkan informasi yang valid. Selain itu, adanya debat juga meningkatkan transparansi dan akuntabilitas calon pemimpin. Publik bisa menilai seberapa jauh masing-masing calon memahami masalah yang dihadapi daerahnya, serta komitmen mereka untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dalam konteks ini, KPU perlu memastikan bahwa debat berlangsung adil dan objektif, dengan moderator yang dapat mengendalikan jalannya debat agar tidak terbawa emosi tetapi tetap fokus pada substansi. Tentu saja, untuk memaksimalkan dampak dari debat, perlu ada partisipasi aktif dari masyarakat. Masyarakat diharapkan tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga mengajukan pertanyaan yang relevan, baik melalui media sosial atau langsung pada saat debat. Ini dapat memastikan bahwa isu-isu krusial bagi masyarakat terangkat dan menjadi perhatian para calon. Sebagai bagian dari advent demokrasi, debat juga berfungsi sebagai sarana untuk menjalin komitmen antara calon pemimpin dan masyarakat. Di sinilah calon-calon tersebut bisa mendengarkan aspirasi dan harapan masyarakat Klungkung secara langsung. Dengan demikian, debat lebih dari sekadar kontestasi antara calon, tetapi juga merupakan langkah membangun hubungan yang lebih baik antara pemimpin dan rakyat. Akhirnya, kesiapan KPU dalam menyelenggarakan debat ini harus diikuti dengan dukungan dari semua pihak, termasuk media, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil untuk mengawal jalannya debat agar tetap informatif dan bermutu. Masyarakat harus dilibatkan dalam discourse ini, menciptakan ruang dialog yang konstruktif. Dengan adanya partisipasi yang luas, diharapkan debat ini bukan hanya menjadi ajang kampanye, tetapi juga wadah penguatan demokrasi di Klungkung.