Pengajian Ibu-ibu Masjid Agung Jawa Tengah (PIMAJT)  menggandeng MAJT, Baznas RI dan Baznas Jateng mengadakan Bakti Sosial Berita mengenai program bantuan sembako yang disalurkan oleh PIMAJT, MAJT, dan Baznas untuk kaum dhuafa merupakan inisiatif yang sangat positif dan patut diapresiasi. Di tengah situasi ekonomi yang masih terpengaruh oleh berbagai faktor, terutama situasi pasca-pandemi, tindakan seperti ini menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat yang kurang mampu. Sembako merupakan kebutuhan dasar bagi setiap individu, dan memberikan bantuan dalam bentuk sembako dapat meringankan beban hidup banyak keluarga yang berada dalam kesulitan. Pertama-tama, kolaborasi antara beberapa lembaga seperti PIMAJT, MAJT, dan Baznas menunjukkan pentingnya kerja sama dalam menciptakan dampak sosial yang lebih besar. Setiap lembaga memiliki jangkauan dan jaringan masing-masing yang dapat dimanfaatkan untuk menyalurkan bantuan dengan lebih efisien. Sinergi semacam ini dapat menjadi contoh bagi organisasi lain untuk melakukan hal serupa, sehingga lebih banyak warga yang membutuhkan dapat terjangkau. Selanjutnya, program ini juga menunjukkan pentingnya kesadaran sosial di kalangan masyarakat. Dengan melihat partisipasi aktif dari berbagai lembaga dalam memberikan bantuan, diharapkan masyarakat dapat terinspirasi untuk turut serta aktif dalam kegiatan sosial. Hal ini menciptakan iklim kebersamaan dan saling membantu, yang pada gilirannya dapat memperkuat solidaritas sosial dalam komunitas. Bantuan sembako seperti ini juga memiliki dampak jangka panjang. Masyarakat yang menerima bantuan bisa lebih fokus untuk mencari solusi lainnya dalam mengatasi masalah ekonomi mereka, karena kebutuhan dasar mereka telah terpenuhi, setidaknya untuk sementara waktu. Ini dapat membantu mereka untuk keluar dari siklus kemiskinan yang sulit diatasi. Selain itu, program semacam ini juga dapat menjadi model yang bisa diterapkan di daerah lain, membantu lebih banyak orang yang dalam kesulitan. Namun, penting juga untuk mencatat bahwa bantuan material saja tidaklah cukup. Untuk mencapai keberlanjutan jangka panjang, perlu diimbangi dengan program pendidikan dan pengembangan keterampilan yang dapat memberdayakan kaum dhuafa. Dengan memberikan mereka pelatihan atau pendidikan yang relevan, diharapkan mereka bisa mandiri dan memiliki sumber penghasilan yang lebih baik. Akhirnya, kegiatan seperti ini sesungguhnya menjadi panggilan bagi semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat sipil, untuk bersama-sama berkontribusi dalam mengatasi masalah sosial dan ekonomi. Kita perlu mengembangkan pola pikir yang berpihak kepada mereka yang kurang beruntung, dan menggali lebih dalam potensi solidaritas masyarakat agar dapat menciptakan perubahan yang berkelanjutan. Dengan demikian, diharapkan bahwa ke depan, program-program serupa akan muncul lebih banyak dan menjangkau semua lapisan masyarakat yang memerlukan.