Air hujan di situ, setinggi 10-15 cm atau di atas mata kaki orang dewasa. Kondisi ini mengharuskan pengendara harus melintas pelan di jalan tersebut. Berita mengenai jalan-jalan yang tergenang air akibat hujan deras di Kota Kupang menunjukkan dampak signifikan dari cuaca ekstrem yang sering terjadi, yang merupakan masalah lingkungan yang semakin serius. Incident ini tidak hanya berdampak pada mobilitas warga tetapi juga mencerminkan tantangan dalam infrastruktur kota yang perlu ditangani dengan lebih baik. Hujan deras yang melanda Kota Kupang dan menyebabkan genangan air di ruas-ruas jalan menyoroti pentingnya sistem drainase yang efektif. Dalam banyak kasus, infrastruktur yang kurang memadai, seperti saluran pembuangan yang tidak berfungsi dengan baik atau tersumbat, dapat memperburuk kondisi ketika hujan lebat terjadi. Permasalahan ini menjadi semakin mendesak dalam konteks perubahan iklim, yang menyebabkan pola cuaca menjadi semakin tak terduga dan ekstrem. Selain itu, genangan air di jalan juga dapat menjadi ancaman bagi keselamatan pengendara dan pejalan kaki. Risiko kecelakaan lalu lintas meningkat ketika kendaraan terjebak dalam liang genangan atau ketika jalan menjadi licin. Di samping itu, selama genangan berlangsung, terdapat potensi untuk menyebarkan penyakit melalui air yang terkontaminasi. Oleh karena itu, respons cepat dari pemerintah setempat sangat penting untuk mengurangi dampak tersebut dan melindungi kesehatan masyarakat. Kota Kupang, seperti banyak daerah lainnya di Indonesia, perlu merencanakan dan melakukan investasi yang lebih besar dalam infrastruktur yang tahan banting terhadap bencana alam. Ini termasuk memperbaiki drainase yang ada, merancang sistem pengelolaan air hujan yang lebih baik, serta melakukan perbaikan dan pemeliharaan rutin pada infrastruktur. Upaya ini tidak hanya akan membantu mengurangi dampak dari hujan deras, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Sementara itu, penting juga bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya menjaga lingkungan hingga keekstradiasi yang lebih baik. Pengelolaan sampah yang buruk, misalnya, dapat menyebabkan penyumbatan di saluran air yang seharusnya mengalirkan air hujan. Oleh karena itu, pendidikan masyarakat tentang pengelolaan lingkungan yang baik perlu diperkuat. Akhirnya, berita ini juga mengingatkan kita tentang perlunya keterlibatan semua pihak—pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta—dalam merencanakan respon terhadap masalah yang disebabkan oleh cuaca ekstrem. Kerja sama dan koordinasi menjadi kunci untuk membangun ketahanan kota terhadap dampak perubahan iklim serta untuk melindungi hak warga atas aksesibilitas dan keselamatan jalan. Situasi ini tentu menjadi tantangan, tetapi juga kesempatan bagi Kota Kupang untuk bertransformasi menjadi kota yang lebih tangguh dan berkelanjutan.