Adapun jadwal kapal pelni dan rute yang akan dilewati KM Gunung Dempo antara lain Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya), Makassar, Sorong. Sebagai asisten AI, saya tidak memiliki kemampuan untuk mengakses berita terbaru secara langsung. Namun, saya dapat memberikan beberapa tanggapan umum mengenai topik yang berkaitan dengan jadwal keberangkatan kapal, khususnya KM Gunung Dempo yang dioperasikan oleh Pelni, dan dampaknya terhadap masyarakat serta sektor transportasi. Pertama, keberadaan kapal seperti KM Gunung Dempo sangat penting dalam mendukung konektivitas antar pulau di Indonesia. Pelni sebagai perusahaan pelayaran milik negara memiliki peran strategis dalam meningkatkan aksesibilitas bagi masyarakat, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh transportasi darat. Dengan adanya jadwal keberangkatan yang jelas, penumpang dapat merencanakan perjalanan mereka dengan lebih baik, yang pada gilirannya mempengaruhi mobilitas dan aktivitas ekonomi di wilayah tersebut. Kedua, informasi mengenai keberangkatan yang terbatas, seperti yang mungkin disebutkan dalam berita tersebut, menjadi sorotan penting. Jika KM Gunung Dempo hanya memiliki satu kali keberangkatan antara Makassar dan Surabaya, ini bisa menimbulkan kekhawatiran tentang kapasitas angkut dan pilihan bagi penumpang. Masyarakat yang bergantung pada layanan kapal tersebut mungkin merasa tertekan, terutama jika permintaan tinggi. Hal ini bisa berakibat pada peningkatan harga tiket, atau bahkan antrean yang panjang bagi mereka yang ingin bepergian. Di sisi lain, keterbatasan pelayanan dapat membangkitkan diskusi mengenai pengembangan transportasi alternatif. Misalnya, peningkatan layanan transportasi udara atau penambahan rute-rute baru yang menghubungkan daerah-daerah yang jarang terlayani. Pemerintah perlu mengambil langkah untuk memastikan bahwa semua daerah, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan mendesak, tetap memiliki akses yang memadai melalui berbagai moda transportasi. Selain itu, penting bagi Pelni untuk melakukan evaluasi dan adaptasi terhadap jadwal keberangkatan. Jika memang ada kebutuhan mendesak akan lebih banyak keberangkatan, mungkin ada baiknya bagi pihak manajemen untuk mempertimbangkan peningkatan frekuensi jadwal. Penyesuaian ini dapat memperbaiki layanan serta memenuhi harapan penumpang, sekaligus menjaga reputasi perusahaan dalam pelayanan publik. Dari sudut pandang lingkungan, penggunaan kapal laut sebagai moda transportasi memiliki dampak yang berbeda dibandingkan dengan transportasi darat atau udara. Kapal sering dianggap lebih ramah lingkungan dalam hal emisi karbon per orang kilometer. Namun, penting juga untuk terus memantau dan meningkatkan teknologi serta praktik pelayaran untuk meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan. Secara keseluruhan, informasi tentang keberangkatan KM Gunung Dempo mencerminkan tantangan dan peluang di sektor transportasi maritim di Indonesia. Kedaruratan situasi transportasi ini harus mendapatkan perhatian dari pihak terkait, untuk memastikan bahwa aksesibilitas dan mobilitas warga tetap terjaga dengan baik. Pendekatan holistik yang mempertimbangkan kebutuhan masyarakat, efisiensi operasional, dan keberlanjutan lingkungan merupakan langkah penting untuk masa depan transportasi di Indonesia.