Mahasiswa ITB Sebut RUU TNI Berbahaya, Tentara Bisa Makin Represif

1 hari yang lalu
3


Loading...
KM ITB khawatir RUU TNI bakal memperparah impunitas aparat. Benarkah demokrasi kita terancam?
Berita mengenai mahasiswa ITB yang menyoroti RUU TNI sebagai sesuatu yang berbahaya dan potensi untuk meningkatkan sifat represif dari tentara merupakan topik yang sangat relevan dan menarik dalam konteks politik dan sosial Indonesia saat ini. Dalam situasi di mana kebebasan sipil dan hak asasi manusia sering kali menjadi sorotan, penting bagi masyarakat, terutama kalangan akademisi, untuk menyuarakan pendapat mereka mengenai isu-isu yang berpotensi mempengaruhi struktur kekuasaan dan kebijakan negara. Pertama-tama, penting untuk memahami konteks di mana RUU ini diusulkan. RUU yang berkaitan dengan militer sering kali menghadirkan berbagai perspektif dan opini yang berbeda. Ada yang berargumen bahwa peningkatan kekuatan militer dapat memberikan stabilitas di tengah tantangan yang dihadapi negara, sementara yang lain berpendapat bahwa hal itu dapat mengancam demokrasi dan kebebasan sipil. Penilaian terhadap RUU TNI ini menjadi penting karena menyangkut masa depan tata kelola demokrasi di Indonesia. Mahasiswa ITB, sebagai bagian dari generasi muda dan pemimpin masa depan, memiliki tanggung jawab untuk mengawasi dan mengkritisi kebijakan yang diusulkan pemerintah. Sikap kritis yang ditampilkan oleh mahasiswa ini mencerminkan kesadaran akan potensi penyalahgunaan kekuasaan dan perlunya mekanisme pengawasan terhadap lembaga-lembaga negara, terutama militer. Peningkatan kekuatan militer tanpa pengawasan yang tepat dapat berisiko menciptakan lingkungan yang lebih represif, yang tentu saja bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi yang telah diperjuangkan oleh bangsa Indonesia. Dari perspektif hak asasi manusia, kekhawatiran akan represivitas militer sangat relevan. Sejarah menunjukkan bahwa ketika militer diberi kebebasan yang lebih besar untuk bertindak, hal itu sering kali diiringi dengan pelanggaran hak asasi manusia. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa ada batasan dan pengawasan terhadap kekuasaan militer agar tidak terjadi pelanggaran yang merugikan masyarakat sipil. Penilaian kritis dari mahasiswa seperti ini perlu didukung dan ditanggapi oleh berbagai kalangan, termasuk akademisi, aktivis, dan pembuat kebijakan. Selain itu, tanggapan terhadap RUU ini perlu melibatkan dialog terbuka dan partisipatif antara pemerintah, masyarakat, dan semua pemangku kepentingan. Pendekatan yang kooperatif dan inklusif dalam pembahasan kebijakan akan menciptakan ruang bagi berbagai pendapat dan kepentingan untuk saling mendengar dan bertukar pikiran. Dengan demikian, kebijakan yang dihasilkan bisa lebih representatif dan dapat diterima oleh masyarakat luas. Pada akhirnya, perjuangan untuk menjaga demokrasi dan hak asasi manusia adalah tanggung jawab bersama. Masyarakat yang sadar dan mau bersuara, seperti yang ditunjukkan oleh mahasiswa ITB, merupakan bagian penting dari proses demokrasi. Ketika masyarakat aktif dalam memberikan masukan dan kritik terhadap kebijakan, maka bisa diharapkan akan tercipta sebuah bangsa yang lebih adil dan demokratis. Oleh karena itu, penting untuk terus mendorong dialog dan kritik yang konstruktif terhadap isu-isu kebijakan yang ada, termasuk RUU TNI ini.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like emoji
Like
Love emoji
Love
Care emoji
Care
Haha emoji
Haha
Wow emoji
Wow
Sad emoji
Sad
Angry emoji
Angry

Comment