Wakil Gubernur Jabar, Erwan Setiawan, pastikan tidak ada pungli di tempat wisata selama Lebaran. Koordinasi ketat dengan aparat untuk keamanan wisatawan. Berita mengenai pernyataan Erwan mengenai penghapusan praktik pungutan liar (pungli) di tempat wisata di Jawa Barat menjadi suatu langkah yang sangat penting dan patut diapresiasi. Praktik pungli di sektor pariwisata bisa menjadi kendala besar bagi perkembangan industri tersebut, serta merusak citra wisata yang seharusnya menyenangkan dan menarik bagi pengunjung. Dengan adanya komitmen untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan pungli, diharapkan para pengunjung dapat menikmati pengalaman wisata yang lebih baik. Salah satu aspek penting dari pernyataan ini adalah pengakuan akan dampak negatif pungli terhadap pengalaman wisatawan. Pungli sering kali menciptakan ketidaknyamanan dan menurunkan kepercayaan masyarakat kepada pengelola tempat wisata. Jika wisatawan merasa bahwa mereka harus membayar lebih dari yang seharusnya atau harus menghadapi permintaan tidak resmi, mereka mungkin akan menghindari kunjungan ke tempat tersebut di masa depan. Oleh karena itu, upaya untuk mengatasi masalah ini sangat krusial. Penerapan kebijakan yang menargetkan penghapusan pungli tidak bisa hanya bergantung pada komitmen pemerintah atau pengelola tempat wisata. Ini juga memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat, terutama para pelaku usaha lokal dan petugas yang bekerja di lapangan. Pendidikan dan sosialisasi mengenai dampak negatif pungli serta mekanisme pelaporan bagi masyarakat yang mengalami atau menyaksikan pungli juga harus dilakukan secara berkelanjutan. Masyarakat harus diberdayakan agar berani melaporkan tindakan pungli tanpa takut akan konsekuensi. No less important, monitoring dan evaluasi yang efektif harus diterapkan untuk memastikan bahwa kebijakan ini berjalan dengan baik. Tanpa adanya sistem yang jelas untuk mengawasi pelaksanaan dan dampak dari program penghapusan pungli, komitmen ini bisa menjadi sekadar retorika semata. Penyediaan saluran komunikasi yang transparan bagi masyarakat untuk mengadu akan menjadi nilai tambah dalam menciptakan kepercayaan antara pengelola tempat wisata dan pengunjung. Tentu saja, penghapusan pungli juga harus diimbangi dengan peningkatan kualitas layanan di tempat wisata itu sendiri. Salah satu alasan mengapa pungli sering terjadi adalah karena rendahnya tingkat pelayanan yang diberikan. Dengan meningkatkan kualitas fasilitas dan pelayanan, pengunjung diharapkan mampu merasakan nilai lebih dari tiket yang mereka bayar, sehingga pengelola tidak perlu mengandalkan pungli sebagai sumber penghasilan tambahan. Secara keseluruhan, pernyataan Erwan merupakan langkah positif menuju pariwisata yang lebih bersih dan berkelanjutan di Jawa Barat. Namun, keberhasilan implementasi kebijakan ini bergantung pada keterlibatan semua pihak dan upaya bersama untuk menciptakan lingkungan wisata yang aman, nyaman, dan transparan bagi semua pengunjung. Hanya dengan cara ini, sektor pariwisata di Jawa Barat dapat berkembang dengan baik dan membawa manfaat yang lebih besar bagi seluruh masyarakat.