Momen Ramadan meningkatkan permintaan sewa handphone mewah di Cianjur. Pemuda dan pelajar menyewa iPhone untuk acara Bukber, meraup untung jutaan rupiah. Berita mengenai "Sewa iPhone Laris Manis Buat Flexing Bukber di Cianjur" menunjukkan fenomena sosial yang menarik terkait dengan tren budaya dan perilaku konsumerisme saat ini. Fenomena "flexing" atau menunjukkan status sosial melalui barang-barang mewah, seperti smartphone premium, telah menjadi bagian dari identitas di kalangan sebagian masyarakat, terutama di kalangan generasi muda. Dalam konteks ini, penyewaan iPhone untuk acara buka puasa bersama (bukber) di Cianjur bukan hanya sekadar aksesori, tetapi juga mencerminkan keinginan individu untuk tampil sesuai standar yang ditetapkan oleh masyarakat. Sewa iPhone dapat dilihat sebagai strategi efisien bagi individu yang ingin terlibat dalam budaya ini tanpa harus mengeluarkan biaya yang tinggi untuk membeli perangkat tersebut. Ini menjadi relevan terutama bagi mereka yang mungkin memiliki keterbatasan finansial namun tetap ingin menunjukkan citra sosial yang diinginkan. Pola ini semakin didorong oleh media sosial, di mana konten visual yang menarik sangat dihargai, dan di mana orang cenderung membandingkan diri mereka dengan orang lain. Namun, di balik tren ini, terdapat perdebatan mengenai nilai dan makna dari "flexing". Apakah tindakan tersebut benar-benar mencerminkan kebahagiaan atau kepuasan sejati, ataukah hanya upaya untuk memenuhi harapan sosial yang sering kali tidak realistis? Ketergantungan pada barang-barang mewah untuk pengakuan bisa menciptakan tekanan yang tak sehat, baik secara psikologis maupun sosial. Ini juga bisa menciptakan kesenjangan antara mereka yang mampu dan tidak mampu, memperburuk perasaan tidak cukup atau inferior di kalangan masyarakat. Dari perspektif sosial, berita ini juga mencerminkan bagaimana perkembangan teknologi dan internet telah mengubah cara kita berinteraksi dan menilai satu sama lain. Dalam budaya di mana penampilan dan citra dapat dengan mudah dibentuk dan dibagikan, kebutuhan untuk memiliki simbol status menjadi semakin menguat. Hal ini bisa berefek positif untuk industri penyewaan barang teknologi, namun di sisi lain bisa menimbulkan dampak negatif terkait dengan perubahan nilai-nilai autentik dan kejujuran dalam hubungan sosial. Secara keseluruhan, meskipun tindakan menyewa iPhone untuk acara bukber bisa dianggap sebagai strategi adaptif dalam konteks sosial saat ini, perlu ada pemikiran lebih dalam mengenai apa yang sebenarnya kita hargai dalam hubungan dan interaksi kita. Masyarakat harus berusaha untuk mencapai keseimbangan antara menikmati kemewahan dan tetap mempertahankan nilai-nilai kesederhanaan serta keaslian dalam berinteraksi satu sama lain.