Anggota parlemen Perancis melalui Raphael Glucksmann dengan tegas meminta kembali Patung Liberty yang telah diberikan Berita mengenai desakan pejabat Perancis untuk mengembalikan Patung Liberty ke negara asalnya tentu saja mengundang perhatian dan beragam tanggapan. Patung Liberty adalah simbol persahabatan antara Perancis dan Amerika Serikat, serta merupakan lambang kebebasan dan demokrasi. Pemberian patung ini oleh Perancis kepada AS pada tahun 1886 merupakan tanda dari ikatan kuat yang terbentuk antara kedua negara selama perjuangan mereka melawan tirani. Desakan pengembalian patung ini mungkin mencerminkan beberapa faktor, termasuk nostalgia sejarah dan keinginan untuk menguatkan identitas budaya Perancis di tengah arus globalisasi. Penekanan pada nilai-nilai kebebasan yang diwakili oleh patung itu dapat menjadi sarana bagi Perancis untuk mengingatkan dunia tentang pentingnya prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia. Di satu sisi, permintaan ini bisa dipandang sebagai pernyataan simbolis; di sisi lain, hal ini juga bisa menjadi panggilan bagi kedua negara untuk kembali menegaskan nilai-nilai yang sama di tengah berbagai tantangan global saat ini. Namun, mengembalikan Patung Liberty ke Perancis juga menimbulkan pertanyaan penting tentang kepemilikan simbol-simbol sejarah dan nilai. Patung tersebut telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Amerika dan menjadi salah satu destinasi wisata terpopuler di dunia. Sejak didirikan, patung tersebut telah melewati berbagai dinamika sosial dan politik dan telah beradaptasi menjadi simbol inklusivitas dan keragaman bagi warga AS. Mengembalikannya akan berarti merobohkan sesuatu yang telah mengalami evolusi makna dan nilai selama lebih dari satu abad. Tak kalah penting, dalam konteks hubungan internasional, permintaan ini perlu dilihat dalam kerangka kerja sama dan diplomasi antara Perancis dan Amerika Serikat. Alih-alih mengembalikan patung bersejarah, mungkin akan lebih baik jika kedua negara fokus pada kolaborasi dalam aspek-aspek yang lebih konstruktif, terutama dalam menghadapi tantangan global yang lebih kompleks, seperti perubahan iklim, keamanan siber, dan ketidakstabilan politik. Jawaban terhadap desakan ini mungkin tidak sederhana, karena hal ini melibatkan pertimbangan emosional dan budaya yang mendalam. Namun, diskusi ini bisa menjadi kesempatan bagi kedua negara untuk mendalami akar sejarah dan komitmen mereka terhadap nilai-nilai bersama. Memahami bahwa identitas dan nilai-nilai bisa berbagi dan berkembang, bukan hanya milik satu negara, adalah langkah positif menuju hubungan yang lebih baik ke depan. Sebagai kesimpulan, desakan untuk mengembalikan Patung Liberty membuka ruang bagi refleksi sejarah dan dialog antara dua negara. Hal ini dapat dilakukan dengan menekankan kerja sama dan saling menghormati, sehingga simbol-simbol sejarah dapat terus hidup dan berfungsi sebagai pengingat bagi generasi mendatang tentang pentingnya nilai-nilai kebebasan dan persahabatan yang telah mengikat Perancis dan Amerika Serikat.