Roberto Simbolon, calon siswa Bintara Polri, menjadi korban begal saat mengendarai sepeda motor di Jalan Besar Tembung, Kabupaten Deli Serdang. Berita mengenai calon siswa Bintara Polri yang menjadi korban begal di Deli Serdang tentu sangat mengejutkan dan memprihatinkan. Kasus seperti ini menunjukkan betapa maraknya aksi kejahatan di masyarakat, yang tidak hanya mengancam keselamatan individu tetapi juga menciptakan rasa ketidakpercayaan terhadap keamanan publik. Dalam konteks seorang calon polisi, insiden ini menjadi lebih kompleks, karena diharapkan mereka adalah pengawal keamanan dan penegak hukum di masyarakat. Pertama, perlu dicermati bahwa tindakan begal yang dialami calon siswa tersebut mencerminkan tingginya angka kriminalitas yang terjadi di beberapa wilayah, termasuk Deli Serdang. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada upaya dari pihak kepolisian untuk mengurangi angka kejahatan, tantangan yang dihadapi masih sangat besar. Dalam hal ini, perlu adanya evaluasi terhadap strategi pengamanan yang diterapkan, baik oleh kepolisian maupun oleh pemerintah daerah, untuk memastikan bahwa masyarakat dapat beraktivitas tanpa rasa takut. Kedua, insiden ini juga membuka diskusi tentang kesiapan calon siswa Bintara Polri dalam menghadapi situasi berbahaya. Meskipun mereka sedang dalam proses pendidikan dan pelatihan, pengalaman langsung di lapangan—seperti menjadi korban kejahatan—dapat memberikan perspektif baru yang penting. Hal ini memicu pertanyaan tentang bagaimana kurikulum dan pelatihan untuk calon polisi dapat lebih diperkuat dengan pendekatan praktis yang mengajarkan mereka menghadapi berbagai situasi berisiko. Kemudian, sebagai masyarakat, kita juga perlu mempertimbangkan bagaimana kita dapat mendukung upaya menjaga keamanan dan mengurangi angka kriminalitas. Peran serta masyarakat dalam melaporkan kejadian kriminal, meningkatkan kesadaran akan keamanan lingkungan, dan menjalin kerja sama dengan pihak kepolisian sangatlah penting. Jika semua elemen masyarakat berperan aktif, diharapkan kita dapat menurunkan angka kejahatan dan menciptakan lingkungan yang lebih aman. Terakhir, momen memilukan ini harus menjadi pengingat bagi semua pihak, bahwa upaya menciptakan keamanan bukan hanya tanggung jawab aparat penegak hukum, tetapi juga tanggung jawab bersama masyarakat. Melalui pendidikan yang lebih baik, kolaborasi yang erat, dan kesadaran sosial yang tinggi, kita dapat bersama-sama membangun kondisi yang lebih aman dan nyaman bagi semua.