Menurut Deswan, pembatasan angkutan barang ini bertujuan untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas selama mudik Lebaran. Berita mengenai larangan masuknya truk batubara dan barang-barang dilarang lainnya ke wilayah Lahat menjelang arus mudik dan balik Lebaran mengindikasikan upaya yang signifikan dalam menjaga kelancaran transportasi serta keselamatan masyarakat. Setiap tahun, momen Lebaran menjadi waktu di mana banyak orang melakukan perjalanan panjang untuk bertemu dengan keluarga, sehingga peningkatan volume kendaraan di jalan raya tak terhindarkan. Dalam konteks ini, penting bagi pihak berwenang untuk mengambil langkah-langkah preventif demi mengurangi potensi kemacetan dan kecelakaan. Pelarangan truk batubara dan barang-barang tertentu juga bisa dipandang sebagai langkah yang bijaksana untuk melindungi infrastruktur jalan. Jalan yang sering digunakan untuk arus mudik biasanya merupakan jalur yang padat dan berisiko tinggi, terutama jika ditambah dengan kendaraan berat yang bisa mempercepat kerusakan jalan. Dengan membatasi akses bagi kendaraan berat, pihak berwenang tidak hanya menjaga jalan agar tetap dalam kondisi baik, tetapi juga memberikan kenyamanan bagi pemudik dengan meminimalisir hambatan di jalan. Selain itu, keputusan ini juga mencerminkan perhatian pemerintah terhadap aspek keamanan dan kenyamanan masyarakat. Keputusan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah berusaha proaktif dalam mempersiapkan segala sesuatu menjelang arus mudik, sehingga masyarakat dapat melakukan perjalanan tanpa khawatir akan adanya gangguan atau masalah di jalan. Keberlangsungan arus mudik yang lancar tentunya menjadi harapan setiap individu yang ingin merayakan Lebaran dengan orang-orang terkasih. Namun demikian, perlu juga diperhatikan dampak ekonomi dari keputusan tersebut, terutama bagi para pengusaha yang bergantung pada pengiriman batubara dan barang lainnya. Meskipun larangan ini bersifat sementara dan bertujuan untuk keselamatan umum, kebijakan yang tidak disertai dengan solusi alternatif untuk pengiriman barang bisa menimbulkan ketidakpuasan di kalangan mereka yang bergantung pada pemindahan barang. Komunikasi yang baik dan penjelasan yang tepat dari pihak berwenang akan menjadi kunci dalam mengelola ekspektasi dan memahami alasan di balik kebijakan ini. Dalam kesimpulannya, larangan masuknya truk batubara dan barang dilarang lainnya menjelang arus mudik dan balik Lebaran adalah langkah yang dapat dipahami dalam konteks menjaga keselamatan dan kelancaran transportasi. Namun, penting juga untuk memastikan bahwa solusi yang ramah bagi semua pihak, termasuk pengusaha, tetap diakomodasi. Sinergi antara kepentingan keselamatan masyarakat dan sektor ekonomi akan menciptakan iklim sosial yang lebih baik dan menciptakan rasa saling percaya antara pemerintah dan masyarakat.