Mahasiswa Klaim Dipukul Polisi saat Bentrok Aksi Tolak Revisi UU TNI di Depan DPRD Kalsel

21 March, 2025
10


Loading...
Aksi demonstrasi menolak revisi Undang-Undang (UU) TNI di depan Gedung DPRD Kalimantan Selatan
Berita mengenai mahasiswa yang mengklaim dipukul oleh polisi saat bentrok dalam aksi penolakan revisi UU TNI di depan DPRD Kalsel mengungkapkan beberapa isu penting yang perlu dibahas secara mendalam. Pertama-tama, aksi demonstrasi adalah salah satu bentuk ekspresi demokrasi yang dijamin oleh Undang-Undang. Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat berhak menyampaikan aspirasi dan pendapat mereka, terutama mengenai isu-isu yang berpengaruh pada kehidupan publik, seperti revisi undang-undang. Namun, dalam situasi seperti ini, sering kali terjadi ketegangan antara aparat keamanan dan pengunjuk rasa. Bentrok fisik yang dilaporkan dalam berita tersebut mencerminkan adanya masalah dalam pengelolaan demonstrasi. Aparat keamanan seharusnya dapat menjaga keamanan dan ketertiban umum tanpa harus menggunakan kekerasan. Penggunaan kekuatan berlebihan bisa berujung pada pelanggaran hak asasi manusia dan merusak kepercayaan publik terhadap institusi penegak hukum. Di sisi lain, penting untuk menganalisis alasan di balik aksi mahasiswa tersebut. Revisi UU TNI sering kali menjadi perhatian publik, terutama jika dianggap mengancam kebebasan sipil atau memberikan kekuasaan lebih kepada militer dalam urusan sipil. Oleh karena itu, mahasiswa yang berpartisipasi dalam aksi ini berargumen untuk menjaga prinsip-prinsip demokrasi yang sudah ada. Ini menunjukkan bahwa generasi muda memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap issue-issue kritis di negara ini. Situasi bentrok seperti yang dilaporkan bisa menjadi cerminan dari ketidakpuasan yang lebih luas di masyarakat. Protes sosial sering kali muncul karena masyarakat merasa suaranya tidak didengar oleh pemerintah. Dalam konteks ini, pemerintah dan institusi terkait perlu membuka saluran komunikasi yang lebih baik dengan masyarakat, sehingga aspirasi dan kekhawatiran dapat didiskusikan secara konstruktif tanpa harus berujung pada tindakan kekerasan. Selain itu, sebelum melakukan tindakan repressif, polisi dan pihak keamanan lainnya seharusnya dilatih untuk dapat menghadapi situasi kerumunan dengan pendekatan yang lebih humanis. Mereka perlu memiliki keterampilan dalam mengelola konflik untuk menghindari bentrokan fisik. Pendekatan berbasis dialog dan komunikasi bisa menjadi alternatif yang lebih efektif dalam menangani aksi demonstrasi. Di akhir, berita ini tidak hanya menyoroti sebuah insiden, tetapi juga menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh negara dalam menjaga keseimbangan antara keamanan dan hak-hak sipil. Penting bagi seluruh elemen masyarakat—termasuk pemerintah, aparat keamanan, dan mahasiswa—untuk belajar dari pengalaman ini dan menemukan cara yang lebih baik dalam menyelesaikan perbedaan pendapat di masa mendatang. Dialog yang terbuka dan saling menghormati adalah kunci untuk mencapai pemahaman yang lebih baik antar semua pihak.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like emoji
Like
Love emoji
Love
Care emoji
Care
Haha emoji
Haha
Wow emoji
Wow
Sad emoji
Sad
Angry emoji
Angry

Comment