Loading...
Sudah dua tahun, petugas kebersihan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) sudah tak lagi mendapatkan tunjangan hari raya (THR) dari Pemerintah
Berita tentang perempuan petugas kebersihan di Banjarmasin yang tidak mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) dan harus menghidupi empat anaknya merupakan refleksi nyata dari tantangan yang dihadapi oleh banyak keluarga di Indonesia, terutama di kalangan pekerja informal. Dalam kondisi ekonomi yang seringkali tidak menentu, perhatian yang lebih besar terhadap kesejahteraan pekerja di sektor ini menjadi sangat penting.
Kisah ini juga menggambarkan ketahanan dan perjuangan seorang ibu yang berupaya memberikan kehidupan yang layak untuk anak-anaknya, meskipun dihadapkan pada kesulitan. Keberanian dan dedikasinya sepatutnya mendapatkan pengakuan dan penghargaan, bukan hanya dari masyarakat tetapi juga dari pemerintah yang diharapkan dapat memberikan perlindungan dan dukungan lebih kepada pekerja informal. Dalam banyak kasus, mereka adalah tulang punggung keluarga namun seringkali terabaikan.
Di sisi lain, berita ini mengingatkan kita akan pentingnya solidaritas sosial. Masyarakat di sekelilingnya memiliki peran yang signifikan dalam membantu mereka yang menghadapi kesulitan. Baik dalam bentuk dukungan moral atau bahkan bantuan finansial dan material, solidaritas ini sangat diperlukan untuk menciptakan komunitas yang lebih peduli dan saling membantu. Peran lembaga sosial, NGO, serta pemerintah dalam menyediakan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau program sejenis lainnya juga menjadi titik penting dalam meringankan beban mereka yang berada dalam situasi serupa.
Selain itu, penting bagi pemerintah untuk menerapkan regulasi yang lebih ketat terkait hak-hak pekerja, termasuk kewajiban pemberian THR tidak hanya untuk pekerja formal, tetapi juga bagi pekerja di sektor informal. Hal ini akan menciptakan rasa keadilan dan kepastian, serta mengurangi kesenjangan di masyarakat. Peningkatan kesadaran akan hak-hak pekerjaan juga harus menjadi fokus dalam pendidikan dan pelatihan bagi para pekerja.
Tidak kalah pentingnya, kisah ini juga menyoroti perlunya perhatian dalam bidang pendidikan untuk anak-anak perempuan tersebut. Pendidikan adalah kunci untuk mengubah nasib dan membuka peluang yang lebih baik di masa depan. Dukungan untuk mengakses pendidikan yang layak bisa menjadi jalan keluar dari keterbatasan ekonomi yang dihadapi, dan menjadikan anak-anak tersebut tidak hanya sebagai penerus, tetapi juga sebagai agen perubahan.
Dalam rangka menciptakan masa depan yang lebih baik, kisah seperti ini seharusnya menjadi pemicu bagi kita semua untuk berkontribusi dalam memperjuangkan hak-hak pekerja dan mengurangi ketidakadilan sosial. Setiap individu memiliki peran, meskipun kecil, untuk mendukung mereka yang membutuhkan, tetapi juga untuk menuntut kebijakan yang lebih baik di tingkat pemerintah. Kerja sama antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan berkeadilan bagi semua.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love

Care
Haha

Wow

Sad

Angry
Comment