Dua orang tak dikenal melakukan teror dengan melemparkan bom molotov ke pos polisi lalu lintas milik Polrestabes Makassar. Berita mengenai dua orang tidak dikenal yang melempar bom molotov ke Pos Polisi Lalu Lintas (Polantas) di Makassar merupakan sebuah insiden yang sangat mencemaskan dan menggugah perhatian. Tindakan kekerasan semacam ini menunjukkan adanya ketegangan di dalam masyarakat dan bisa menjadi cerminan dari permasalahan yang lebih kompleks, seperti ketidakpuasan terhadap pemerintah atau lembaga penegak hukum. Kekerasan jalanan seperti ini adalah bentuk ekstrem dari protes yang sebenarnya bisa disampaikan melalui cara-cara yang lebih damai dan konstruktif. Insiden ini bukan hanya berpotensi membahayakan nyawa anggota polisi yang bertugas, tetapi juga mengancam keselamatan masyarakat sekitar. Dalam konteks Lalu Lintas yang berfungsi untuk menjaga keamanan dan ketertiban, serangan seperti ini justru akan menciptakan suasana ketakutan dan mengurangi kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian. Masyarakat perlu merasa aman ketika berinteraksi dengan aparat penegak hukum, dan jika serangan-serangan ini terus berlanjut, akan sulit untuk membangun hubungan yang positif antara keduanya. Tindakan kekerasan semacam ini juga menjadi indikator bahwa ada masalah yang lebih dalam yang harus ditangani. Pemerintah dan aparat keamanan perlu melakukan evaluasi terhadap situasi sosial dan ekonomi yang melatarbelakangi tindakan-tindakan seperti ini. Mungkin ada isu-isu seperti pengangguran, ketidakpuasan terhadap pelayanan publik, atau bahkan kemarahan terhadap praktik-praktik korupsi yang menjadikan masyarakat merasa terdiskriminasi. Oleh karena itu, penting untuk menyelidiki akar permasalahan dan melakukan pendekatan preventif untuk mencegah terjadinya tindakan serupa di masa mendatang. Pihak kepolisian seharusnya tidak hanya fokus pada penangkapan pelaku, tetapi juga perlu melakukan pencegahan yang lebih proaktif. Membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat, mengedukasi mereka tentang hak dan tanggung jawab, serta menciptakan forum-dialog untuk mendengarkan aspirasi warga adalah langkah-langkah penting yang perlu diambil. Melalui pendekatan ini, diharapkan polarisasi antara masyarakat dan aparat dapat diminimalkan. Sementara itu, media juga berperan penting dalam mempublikasikan berita semacam ini. Selain menyampaikan informasi tentang kejadian tersebut, media harus bijak dalam memberitakan konteks sosial yang melatarbelakanginya. Penyajian berita yang berimbang dapat membantu masyarakat memahami bukan hanya insiden itu sendiri, tetapi juga berbagai isu yang menyertainya, sehingga menciptakan kesadaran kolektif yang lebih besar akan pentingnya dialog dan perdamaian. Dalam jangka panjang, solusi berkelanjutan untuk menciptakan masyarakat yang lebih aman dan harmonis perlu diupayakan. Ini termasuk perbaikan dalam sistem pendidikan, peluang kerja, dan partisipasi publik dalam pengambilan keputusan. Hanya dengan mengatasi masalah-masalah struktural ini, kita dapat berharap untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan tindakan kekerasan serupa di masa yang akan datang. Keberhasilan upaya ini tidak hanya akan bermanfaat bagi keamanan dan ketertiban, tetapi juga untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap institusi negara.