Edy Subayu, pelaku pembunuhan wanita bernama Risma Yunita (31) di Deli Serdang, Sumatera Utara, mengaku kesal diajak nikah. Kejadian tragis seperti yang dilaporkan dalam berita 'Kesal Diajak Nikah, Pria di Sumut Nekat Bunuh Pacar' menunjukkan betapa kompleks dan terkadang berbahayanya dinamika dalam hubungan interpersonal. Keputusan untuk melakukan tindakan kekerasan, terutama yang berujung pada nyawa seseorang, adalah hasil dari akumulasi emosi yang tidak tertangani dengan baik. Dalam kasus ini, kesedihan, kemarahan, dan ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan cara yang sehat dapat mendorong seseorang untuk mengambil tindakan ekstrem. Penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memicu kekerasan dalam hubungan. Dalam banyak kasus, ketidakpahaman mengenai komitmen dan harapan antara dua individu bisa menjadi sumber konflik. Pria dalam berita ini mungkin merasa tertekan atau tidak siap untuk melangkah ke jenjang pernikahan, yang dapat menciptakan ketegangan yang berujung pada perilaku destruktif. Ini menyoroti pentingnya komunikasi terbuka dan jujur dalam sebuah hubungan. Kekerasan dalam hubungan adalah isu yang pada umumnya diabaikan oleh masyarakat, namun sangat penting untuk dibahas. Banyak individu merasa terjebak dalam keadaan yang tidak sehat tetapi tidak tahu bagaimana cara keluar dari situasi tersebut. Pihak keluarga, teman, dan masyarakat harus lebih peka terhadap tanda-tanda adanya kekerasan atau potensi kekerasan dalam hubungan orang-orang terdekat mereka. Ini termasuk memberikan dukungan moral dan membuka ruang bagi korban untuk berbicara mengenai ketidaknyamanan atau masalah yang dihadapi. Sistem pendidikan juga memiliki peran krusial dalam menangani masalah ini. Mengedukasi generasi muda tentang pengelolaan emosi, resolusi konflik, dan yang terpenting, membangun hubungan yang sehat dapat membantu mencegah insiden kekerasan di masa depan. Kurikulum yang mencakup pendidikan tentang kesehatan mental dan hubungan yang sehat adalah langkah penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih aman dan harmonis. Pada akhirnya, setiap tragedi seperti ini menggugah kita untuk merenungkan kembali bagaimana kita menangani emosi kita dan bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Kesadaran kolektif dan tindakan nyata adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental dan emosional semua individu. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk mencegah kekerasan dan menciptakan ruang di mana setiap orang merasa dihargai dan aman.