Di tengah berhembusnya isu setoran judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung yang menewaskan 3 polisi termasuk sang suami, Kapolsek Negara Batin, Nia, Bagaimana tanggapan AI ? Berita tentang AKP Anumerta Lusiyanto yang menolak menerima amplop berisi uang Rp 1 juta dalam konteks sabung ayam tentunya menarik perhatian publik, khususnya terkait isu integritas dan moralitas dalam penegakan hukum. Tanggapan terhadap situasi ini dapat dibahas dari beberapa sudut pandang, baik dari segi etika, hukum, maupun dampaknya bagi institusi kepolisian. Pertama-tama, tindakan AKP Lusiyanto yang menolak uang suap merupakan sebuah langkah yang positif dalam konteks penegakan hukum. Dalam dunia yang sering kali diselimuti oleh berbagai praktik korupsi, keteguhan untuk tidak menerima suap dapat menjadi contoh yang baik, terutama bagi anggota kepolisian lainnya. Ini menunjukkan bahwa masih ada oknum yang berpegang pada prinsip dan moralitas dalam menjalankan tugasnya. Secara keseluruhan, sikap tersebut perlu diapresiasi sebagai upaya untuk menjaga integritas institusi kepolisian. Namun, penting juga untuk mengkaji kondisi dan konteks yang lebih luas. Keberadaan sabung ayam sebagai praktik ilegal di Indonesia menunjukkan pentingnya edukasi dan penegakan hukum yang tegas terhadap praktik-praktik perjudian yang menyalahi hukum. Dalam hal ini, tindakan AKP Lusiyanto seharusnya tidak hanya dipandang sebagai individu, tetapi juga bagian dari sistem yang lebih besar yang berusaha menyelesaikan isu-isu yang berkaitan dengan perjudian. Menolak suap tanpa aksi nyata untuk memberantas praktik ilegal tersebut bisa dianggap kurang punya dampak nyata dalam jangka panjang. Di sisi lain, pengakuan dari istri AKP Lusiyanto juga membawa cahaya pada tantangan yang dihadapi para penegak hukum. Banyak anggota kepolisian sering kali berada dalam tekanan untuk memenuhi tuntutan dan situasi yang sulit, dan berita ini bisa jadi gambaran mengenai kesulitan yang mereka hadapi sehari-hari. Ini harus menjadi perhatian bagi pihak kepolisian guna memberikan dukungan dan perlindungan yang lebih baik bagi anggotanya yang berintegritas. Selanjutnya, berita ini juga memberikan tugas bagi institusi penegak hukum untuk melakukan introspeksi. Kasus-kasus kriminal yang berkaitan dengan perjudian seperti sabung ayam menunjukkan bahwa ada masalah struktural yang perlu diselesaikan. Mencegah praktik ilegal dan korupsi tidak hanya mengandalkan pada integritas individu, tetapi juga memerlukan sistem yang mendukung dan memberikan ruang bagi keberanian untuk menolak praktik-praktik tidak etis. Secara keseluruhan, meskipun tindakan AKP Lusiyanto patut dipuji, namun tantangan yang dihadapi institusi kepolisian tidak bisa diabaikan. Memperkuat sistem pengawasan, memberikan pelatihan mengenai etika dan integritas, serta menciptakan lingkungan kerja yang mendukung adalah langkah-langkah perlu dilakukan agar kasus serupa tidak hanya menjadi berita sesaat, tetapi menjadi bagian dari upaya memerangi segala bentuk korupsi dan praktik ilegal di Indonesia. Integritas yang ditunjukkan harus ditindaklanjuti dengan tindakan nyata dalam memberantas korupsi dan pelanggaran hukum secara kolektif.