Pasangan Lisa-Wartono kembali mendapatkan nomor urut satu pada PSU Pilkada Banjarbaru 19 April nanti, ini kata KPU Kalsel Berita mengenai hasil pengundian nomor urut dalam pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banjarbaru yang menyebutkan pasangan Lisa-Wartono kembali mendapatkan nomor urut 1, sementara kotak kosong mendapatkan nomor urut 2, memiliki beberapa implikasi yang perlu dicermati. Pertama-tama, hasil ini menunjukkan bahwa pasangan Lisa-Wartono tetap menjadi pilihan utama di kalangan pemilih, terutama jika melihat pada konteks sejarah pemilihan sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa mereka masih memiliki basis dukungan yang kuat, serta mampu menjaga kepercayaan masyarakat terhadap visi dan misi mereka. Di sisi lain, adanya kotak kosong yang mendapatkan nomor urut 2 mencerminkan adanya alternatif yang ingin diusung oleh para pemilih yang mungkin tidak puas dengan kandidat yang ada. Fenomena ini menunjukkan adanya kesadaran politik di kalangan masyarakat untuk memberikan pilihan yang lebih, bahkan jika pilihan itu adalah untuk tidak memilih kandidat. Ini merupakan bagian penting dari demokrasi, di mana suara masyarakat dapat ditampung dan diperhitungkan, meskipun dalam bentuk ketidakpuasan terhadap kandidat yang ada. Selanjutnya, kemenangan nomor urut satu bagi pasangan Lisa-Wartono akan memengaruhi strategi kampanye mereka ke depan. Mereka perlu memanfaatkan momentum ini dengan sebaik-baiknya untuk memperkuat citra dan pesan kampanye mereka. Ini termasuk fokus pada isu-isu yang relevan dengan kebutuhan masyarakat Banjarbaru, serta menjawab tantangan dan kritik yang mungkin muncul selama masa kampanye. Dalam hal ini, transparansi dan keterhubungan dengan pemilih akan menjadi kunci untuk memastikan dukungan yang berkelanjutan. Namun, perlu juga dicatat bahwa dengan adanya kotak kosong sebagai pilihan, pasangan Lisa-Wartono tidak dapat merasa aman dan menganggap bahwa kemenangan sudah di depan mata. Mereka harus tetap waspada dan terus berupaya untuk menjawab aspirasi serta harapan masyarakat. Strategi komunikasi yang baik dan kampanye yang inklusif akan sangat penting untuk meraih suara sebanyak mungkin, termasuk mengajak para pemilih yang mungkin ragu atau merasa tidak terwakili oleh kandidat yang ada. Penting pula bagi masyarakat Banjarbaru untuk menyadari posisi mereka sebagai pemilih. Dalam konteks ini, pilihan untuk memilih atau tidak memilih adalah hak yang harus digunakan dengan bijak. Jika terdapat ketidakpuasan terhadap pasangan kandidat yang ada, adalah penting untuk menyuarakan pendapat tersebut dengan cara yang konstruktif dan bijaksana. Partisipasi aktif dalam proses politik dapat menciptakan perubahan yang diinginkan, dan memberikan dampak positif bagi daerah ke depannya. Pada akhirnya, berita ini membawa harapan sekaligus tantangan bagi semua pihak yang terlibat dalam pilkada. Baik pasangan calon, tim kampanye, maupun masyarakat perlu saling berinteraksi secara positif, dalam upaya mencapai tujuan bersama untuk kemajuan Banjarbaru. Dengan semangat demokrasi yang kuat, diharapkan pemilihan ini dapat berjalan lancar, aman, dan menghasilkan pemimpin yang benar-benar dapat mengakomodasi aspirasi masyarakat.