Merawat Kemabruran Puasa Ramadan - Dari Syariah ke Hakikat

24 March, 2025
6


Loading...
Barang siapa yang bertasawuf (hakikat) tanpa berfikih (syariah) maka ia fasik. Barang siapa yang berfikih tanpa bertasawuf maka ia zindiq
Berita dengan judul "Merawat Kemabruran Puasa Ramadan - Dari Syariah ke Hakikat" menunjukkan adanya refleksi mendalam tentang makna dan implementasi puasa dalam kehidupan sehari-hari. Puasa Ramadan bukan hanya dijadwalkan sebagai ritual tahunan bagi umat Islam, tetapi juga memiliki dimensi spiritual dan sosial yang harus dipahami dan diterapkan. Artikel ini kemungkinan menyentuh beberapa aspek penting mengenai bagaimana puasa seharusnya mendatangkan perubahan positif dalam perilaku individu dan masyarakat. Salah satu pandangan yang menarik adalah bagaimana puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga mencakup pengendalian diri terhadap emosi dan perilaku. Dalam hal ini, kemabruran puasa dapat diartikan sebagai pencapaian kesadaran spiritual yang lebih tinggi, yang membawa seseorang lebih dekat kepada Allah dan memberikan dampak positif terhadap hubungan sosial dengan sesama. Melalui puasa, umat Islam diajak untuk merasakan penderitaan orang lain dan memperkuat empati, yang menjadi sangat penting di tengah berbagai tantangan sosial yang dihadapi masyarakat saat ini. Selain itu, penting untuk dicatat bahwa perspektif syariah dan hakikat dalam pelaksanaan puasa harus sejalan. Syariah memberikan pedoman dan aturan yang jelas, tetapi hakikat dari puasa adalah bagaimana seseorang bisa menginternalisasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Ini berarti bahwa puasa bukan hanya saat-saat tertentu dalam sebulan, tetapi harus terus berlanjut dengan tindakan yang mencerminkan ketakwaan dan keikhlasan, seperti berbagi dengan yang membutuhkan dan menjalani hidup dengan prinsip keadilan dan perbuatan baik. Merawat kemabruran puasa juga bisa mengajak umat Islam untuk melaksanakan praktik-praktik sosial yang lebih luas, seperti melakukan amal dan memberikan sedekah. Dalam konteks ini, puasa menjadi alat untuk mendidik jiwa agar lebih peduli terhadap sesama dan lingkungan. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang mengedepankan nilai-nilai solidaritas, keadilan, dan kasih sayang. Dengan demikian, kemabruran puasa dapat menjadi refleksi dari kebaikan yang dilakukan oleh individu dan komunitas. Dengan harapan, berita ini dapat menjadi pengingat bagi umat Islam agar tidak hanya melihat puasa sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri dan berkontribusi lebih banyak kepada masyarakat. Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang makna puasa, diharapkan pelaksanaan ibadah ini bisa membawa perubahan nyata, baik di tingkat individu maupun kolektif. Kesadaran akan hakikat puasa bisa jadi merupakan kunci untuk meraih keberkahan lebih dalam hidup dan menjalin hubungan yang lebih baik dengan Allah dan sesama manusia.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like emoji
Like
Love emoji
Love
Care emoji
Care
Haha emoji
Haha
Wow emoji
Wow
Sad emoji
Sad
Angry emoji
Angry

Tags

Comment