Pramono Anung berencana meningkatkan ketinggian tanggul di kawasan pesisir timur Muara Angke hingga 2,5 meter guna mengantisipasi banjir rob. Berita mengenai rencana peninggian tanggul di Muara Angke hingga 2,5 meter untuk mengantisipasi banjir rob merupakan langkah yang sangat penting dan relevan di tengah tantangan perubahan iklim dan peningkatan permukaan air laut yang semakin mengkhawatirkan. Daerah pesisir seperti Muara Angke memang rentan terhadap berbagai fenomena yang berkaitan dengan cuaca dan iklim, termasuk banjir rob, yang tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga kehidupan masyarakat sekitar. Peninggian tanggul ini diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi daerah permukiman dan infrastruktur yang ada di sekitarnya. Dengan meningkatnya frekuensi banjir rob, investasi dalam penguatan infrastruktur sangat diperlukan untuk menjaga keselamatan warga dan mencegah kerugian ekonomi yang lebih besar. Tindakan preventif semacam ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk membangun ketahanan terhadap bencana dan meningkatkan keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam. Namun, perlu dicatat bahwa meningkatkan tinggi tanggul bukanlah satu-satunya solusi untuk mengatasi masalah banjir. Aspek lain seperti pengelolaan mata air, penataan ruang, dan restorasi ekosistem akan tetap menjadi bagian penting dalam menangani isu ini. Selain itu, keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan pengelolaan lingkungan sangatlah penting agar solusi yang diambil dapat diterima dan dijalankan dengan baik. Proyek ini juga harus diimbangi dengan analisis dampak lingkungan yang komprehensif. Mengingat Muara Angke merupakan daerah yang kaya akan keanekaragaman hayati, penting untuk memastikan bahwa peninggian tanggul tidak merugikan ekosistem lokal maupun sumber daya alam lainnya. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat sipil akan sangat membantu dalam mewujudkan solusi yang holistik dan berkelanjutan. Penting juga untuk mempertimbangkan pendidikan dan kesadaran masyarakat terkait dengan perubahan iklim dan antisipasi bencana. Dengan pengetahuan yang memadai, masyarakat dapat lebih siap dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Pendekatan partisipatif dalam edukasi ini tidak hanya akan meningkatkan pemahaman, tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk terlibat aktif dalam pencegahan dan mitigasi risiko bencana. Secara keseluruhan, rencana peninggian tanggul di Muara Angke adalah langkah yang patut diapresiasi, namun harus diintegrasikan dengan langkah-langkah lain yang berkesinambungan untuk mencapai ketahanan terhadap banjir dan perubahan iklim. Keberhasilan proyek ini memerlukan komitmen semua pihak, baik dari pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta untuk bekerja sama demi masa depan yang lebih aman dan berkelanjutan.